LABVIRAL.COM - Belakangan ini imbauan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), menyebut usia ideal menikah untuk perempuan 21 tahun dan pria 25 tahun ramai dibahas di berbagai sosial media.
Setelah itu, BKKBN kembali mengimbau agar wanita tidak hamil di atas usia 35 tahun. Meskipun hanya imbauan bukan perintah namun pernyataan ini membuat misleading di kalangan netizen. Karena menikah dan hamil bukanlah ajang perlombaan, bahkan menurut netizen setiap orang memiliki waktu "ideal"nya masing-masing melihat kemampuan maupun kondisi personal.
Namun, yang perlu diapresiasi bahwa memang BKKBN turut mengkampanyekan jangan sampai menikah di bawah usia 20 tahun. Di mana usia belasan tahun bagi wanita ini berisiko tinggi jika hamil. Kehamilan di bawah usia yang dianjurkan akan berisiko pendarahan saat melahirkan, anak terlahir prematur, hingga dapat memperbesar kematian ibu dan anak.
Masih menurut BKKBN, apabila seorang calon ibu hamil di luar usia tersebut, maka potensi cacat bawaan, kelainan, hingga gangguan fungsi organ semakin tinggi. Kemudian dari sisi ibu hamil, sang calon ibu juga memiliki risiko tinggi terjadi berbagai penyakit, seperti diabetes, anemia, hipertensi, pendarahan, hingga penyakit jantung.
Baca Juga: Alasan Mengapa Penderita Hipertensi Dilarang Minum Kopi
Dari sisi kesehatan sendiri, memang sudah banyak penelitian dan anjuran tidak hamil di bawah umur.
Dikutip dari Slice, terapis pernikahan dan keluarga di Birmingham Maple Clinic, Amerika Serikat, Carrie Krawiec menemukan Teori Goldilocks sebagai teori usia ideal menikah, yakni berdasarkan hasil survei diperoleh data usia ideal menikah bagi perempuan maupun laki-laki antara 28 - 32 tahun.
Hal ini dikarenakan pada usia ini seorang manusia dianggap tidak terlalu muda dan belum terlalu tua. Dalam penelitian tersebut juga didapat hasil bahwa menikah di usia ideal ini memiliki potensi perceraian yang lebih rendah.
Baca Juga: Ini 8 Obat Diabetes untuk Menjaga Gula Darah Tetap Normal
