LABVIRAL.COM - Sepeda motor matic menggunakan sistem penggerak yang bernama Continuously Variable Transmission (CVT) yang didalamnya terdapat komponen penerus daya bernama vanbelt (v-belt).

V-belt pada motor matic dibuat menggunakan bahan karet yang ukurannya disesuaikan dengan jarak antara puli depan dan puli belakang.

Mungkin sebagian besar pengendara sepeda motor matic hanya mengetahui jika v-belt hanyalah sebuah komponen yang bekerja seperti rantai saja. Padahal, vanbelt dapat berperan penting untuk mengubah karakter mesin, seperti mencari top speed ataupun akselerasi.

Perubahan karakter mesin yang dibuat ini ternyata karena dimensi v-belt yang digunakan, bisa dari panjang v-belt dan lebar v-belt. Kedua hal inilah yang mempengaruhi karakter dari mesin motor matic.

Semakin panjang v-belt maka, akselerasi yang dihasilkan menjadi tidak terlalu responsif, tapi pada putaran menengah ke atas tarikannya menjadi lebih enak.

Hal ini terjadi karena v-belt yang berukuran panjang baru akan menegang saat puli depan semakin menutup. Posisi v-belt akan ada pada diameter pulley besar ketika start rpm awal. Sedangkan untuk posisi puli belakang, masih tertahan oleh pegas atau per CVT.

Sedangkan untuk pengaruh yang dihasilkan dari v-belt yang lebar adalah pada akselerasi motor. semakin lebar v-belt, mala akselerasi motor menjadi berkurang karena vanbelt menjadi sulit masuk ke diameter terkecil pada puli.

Sementara itu, semakin tipis vanbelt maka akselerasi motor akan menjadi lebih responsif. Hal ini terjadi karena v-belt lebih mudah masuk ke diameter terkecil pada puli.

Konsep perubahan karakter mesin dari ukuran vanbelt ini hampir sama dengan pengaruh dari sudut kemiringan puli. Karena, komponenn ini memang saling berkaitan.