LABVIRAL.COM - Tradisi pedang pora selalu identik dan lekat dengan militer. Jika kamu pernah menghadiri pernikahan prajurit militer, dalam acara tersebut pasti diadakan upacara pedang atau biasa disebut dengan pedang pora ini. Selain itu, tradisi pedang porang ini juga sarat akan makna penting.
Berdasarkan paparan di militer.id, upacara pedang pora merupakan tradisi militer turun-temurun yang ada di Indonesia. Waktu yang tepat untuk menyelenggarakan tradisi ini adalah saat perayaan pernikahan prajurit militer. Para prajurit militer hanya boleh melakukan upacara ini sekali seumur hidup. Apabila prajurit menjadi duda dan menikah lagi, maka tak perlu mengadakan upacara pedang pora.
Selain itu, penyelenggaraan upacara ini hanya bisa dilakukan oleh prajurit pria. Sedangkan, untuk wanita tidak dapat menyelenggarakannya, kecuali jika pasangan dari prajurit wanita juga seorang prajurit.
Baca Juga: Jenis Pakaian Dinas TNI Angkatan Laut, Mari Kenali Warna dan Fungsinya
Prajurit yang bisa menikah dengan tradisi pedang pora
Prajurit yang bisa menyelenggarakan pedang pora ini adalah para perwira yang berasal dari:
- Akmil (Akademi Militer).
- AAU (Akademi Angkatan Udara).
- AAL (Akademi Angkatan Laut).
- Akpol (Akademi Kepolisian).
- Sepawamil (Sekolah Perwira Wajib Militer).
- IDP (Ikatan Dinas Pendek).
- Semapa PK (Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Indonesia).
Makna tradisi pedang pora
Jika dilihat dari segi historis, upacara pedang pora ini merupakan tradisi militer yang sudah turun-temurun ada di Indonesia. Pedang pora berasal dari kata "pedang pura" atau gapura pedang. Pengantin akan melewati gapura pedang yang dibentuk oleh rekan-rekan militer.
Dalam hal pelaksanaan, tradisi pedang pora memang menjadi simbol solidaritas dan persaudaraan antar prajurit militer. Selain itu, upacara pedang pora juga sebagai penanda penerimaan dari pasangan sang prajurit dan menjadi anggota keluarga besar militer.
Baca Juga: Gaji TNI dan Jumlah Tunjangan Kinerja Berdasarkan Pangkat
