Ahli dan CEO Teknologi Sebut AI Sama Berbahaya dengan Nuklir

Yusuf Tirtayasa
Kamis 15 Juni 2023, 20:15 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence - AI (Sumber : Freepik)

Ilustrasi Artificial Intelligence - AI (Sumber : Freepik)

LABVIRAL.COM - Maraknya teknologi kecerdasan buatan (AI) mengundang perhatian banyak pihak. Terlebih, terhadap dampak buruk yang akan terjadi di masa depan akibat teknologi ini.

Ini tentunya membuat para ahli dan Chief Executive Organization (CEO) memberikan peringatan terkait bahaya AI. Hal itu terungkap dalam pernyataan terbuka 'Statement on AI Risk' yang digagas oleh organisasi nirlaba Center for AI Safety yang berbasis di San Francisco, AS.

Pendandatangannya mencapai lebih dari 100 tokoh yang merupakan ilmuwan, termasuk Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio yang memenangkan Turing Award 2018 atas karya mereka di bidang kecerdasan buatan.

Mengutip dari The Verge, para pimponan perusahaan teknologi, termasuk CEO Google DeepMind Demis Hassabis dan XEO OpenAI hang merupakan pemilik chatbot ChatGPT, Sam Altman.

"Mitigasi risiko kepunahan dari AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala masyarakat lainnya, seperti pandemi dan perang nuklir," demikian tertulis pada pernyataan terbuka itu yang dikutip, Rabu (31/5/2023).

Pernyataan tersebut merupakan intervensi terbaru dalam perdebatan yang rumit dan kontroversial mengenai keamanan AI.

Awal tahun ini, sebuah surat terbuka sejenis yang ditandatangani oleh beberapa tokoh yang kurang lebih sama dengan yang mendukung peringatan terbaru ini menyerukan "jeda" selama enam bulan dalam pengembangan AI.

Baca Juga: ChatGPT Lebih Seperti 'Kecerdasan Alien' Ketimbang Otak Manusia?

Namun, seruan tersebut dikritik dalam berbagai tingkatan. Beberapa ahli menganggap surat tersebut melebih-lebihkan risiko yang ditimbulkan oleh AI, sementara yang lain setuju dengan risiko tersebut, tetapi tidak dengan solusi yang disarankan dalam surat tersebut.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini