Pakar Siber Ungkap Dampak Jika AS Blokir TikTok

Yusuf Tirtayasa
Selasa 18 April 2023, 17:57 WIB
Ilustrasi TikTok (Sumber : freepik.com)

Ilustrasi TikTok (Sumber : freepik.com)

LABVIRAL.COM - Pemerintah China dituding oleh Amerika Serikat (AS) telah mengumpulkan data pengguna TikTok.

CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan Komite Energi dan Perdagangan DPR AS pada 23 Maret 2023 lalu, di tengah seruan dari anggota Kongres agar pemerintah federal melarang aplikasi media sosial video milik China itu.

Pemerintah federal, bersama dengan banyak pemerintah negara bagian dan asing serta beberapa perusahaan, telah melarang TikTok di ponsel yang disediakan kantor.

Tetapi larangan penuh pada aplikasi menimbulkan sejumlah pertanyaan: Risiko privasi data apa yang ditimbulkan oleh TikTok

Apa yang dapat dilakukan pemerintah China dengan data yang dikumpulkan oleh aplikasi? Apakah algoritma rekomendasi kontennya berbahaya? Dan apakah mungkin untuk melarang aplikasi?

Pakar keamanan siber dari Iowa State University, Doug Jacobson menjelaskan bahwa setiap beberapa tahun aplikasi seluler baru yang menjadi populer menimbulkan masalah keamanan, privasi, dan akses data.

Aplikasi mengumpulkan data karena beberapa alasan. Terkadang data digunakan untuk meningkatkan aplikasi bagi pengguna. Namun, sebagian besar aplikasi mengumpulkan data yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasi mereka.

Baca Juga: Kondisi Wilayah di Lampung asal Tiktoker Bima Ternyata Memprihatinkan, Begini Datanya

"Jika pemerintah federal sampai pada kesimpulan bahwa TikTok harus dilarang, apakah mungkin melarangnya untuk 150 juta penggunanya yang ada" ujarnya melansir theconversation.com.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini