Hanya saja warna tersebut tidak dijadikan sebagai penanda jenis kelamin, hingga abad ke-20.

Sejarawan Jo B Paoletti menjelaskan bahwa dulu sebelum warna pastel populer untuk bayi, kebanyakan orangtua memakaikan anak-anaknya baju atau gaun warna putih sampai si Kecil berusia enam.

Alasannya sederhana, karena dinilai praktis. Menurut Paoletti, kain putih dapat dengan mudah diputihkan dan dengan mengenakan gaun ke anak perempuan, lebih memudahkan orangtua untuk mengganti popoknya.

Baca Juga: Warna-Warni Seragam 7 Keluarga Artis di Momen Idul Adha, Kompak Abis

Ternyata, awalnya warna pink dilambangkan untuk laki-laki, sedangkan biru untuk perempuan.

Sebuah jurnal dari tahun 1918 mengatakan bahwa awalnya, aturan yang berlaku umum adalah warna pink ditujukan bagi anak laki-laki, dan warna biru untuk anak perempuan.

Alasannya adalah, warna pink adalah warna yang lebih kuat sehingga lebih cocok untuk anak laki-laki, dan warna biru yang lebih lembut cocok untuk anak perempuan.

Sumber lain mengatakan bahwa warna biru cocok untuk anak yang memiliki rambut pirang dan bermata biru dan pink untuk yang berambut coklat dan bermata coklat.

Pada tahun 1927, majalah Time mencetak grafik yang menunjukkan warna yang sesuai untuk anak perempuan dan anak laki-laki menurut toko-toko pakaian anak terbesar di Amerika.

Toko-toko tersebut pun menganjurkan untuk memakaikan pakaian pink untuk anak laki-laki dan biru untuk anak perempuan.