Menyelisik Sejarah Gurah, Menyelami Tradisi Pesantren

Sunardi
Kamis 16 Maret 2023, 20:23 WIB
Ahmad Zabidi Marzuqi selaku anak dari Kiai Marzuqi yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Ar-Romly di Giriloyo, Wukirsari, Imogori, Bantul (Sumber : Labviral.com/Sunardi)

Ahmad Zabidi Marzuqi selaku anak dari Kiai Marzuqi yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Ar-Romly di Giriloyo, Wukirsari, Imogori, Bantul (Sumber : Labviral.com/Sunardi)

"Itu sekitar 2 jam, dan tergantung lendirnya yang keluar. Setelah lendirnya sudah keluar yang saya rasakan di tenggorokan ya masih panas, di hidung juga masih panas. Setelah itu baru dikasih air putih untuk meringankan," kata Fachri.

Pria berusia 27 tahun asal Batang, Jawa Tengah ini pernah melakukan gurah dua kali. Ia tidak merasa kapok meski rasanya kata sebagian besar orang memang sakit.

Menurutnya, jika seseorang niat ingin mengeluarkan lendir memang harus gurah secara rutin. Semisal sebulan atau dua bulan, bahkan setahun sekali.

"Saya pengen nyoba lagi, tapi belum ada waktunya aja," pungkasnya.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini