Jika sang ibu tertular maka secara tidak langsung si janin pun ikut terinfeksi melalui aliran darah. Hal itu memungkinkan terjadinya keguguran, kecacatan permanen pada si bayi.

Melansir kanal YouTube Kata Dokter, bersama dengan dr. Dian Burhansah, Sp. OG, M.Kes, FMAS, mengatakan sebelum menikah dan mempunyai anak sebaiknya sang ibu melakukan vaksin, baik itu vaksin hepatitis hingga vaksin rubella.

Baca Juga: Rubella Berbahaya bagi Anak-anak dan Ibu Hamil, Bagaimana Pencegahannya?

Untuk program pra nikah atau program kehamilan, dianjurkan untuk memeriksa immunoglobulin. Kalau titernya rendah, immunoglobulin-nya rendah maka disarankan untuk divaksinasi. Pemberian vaksinasi pun disarankan 3-6 bulan sebelum kehamilan, jelasnya.

Namun apabila ibu hamil menderita rubella, dokter akan meresepkan hyperimmune globulin untuk melawan virus. Meski dapat mengurangi gejala, antivirus ini tidak dapat mencegah kemungkinan bayi menderita sindrom rubella kongenital, yaitu kondisi yang menyebabkan kelainan lahir pada bayi.

Sindrom rubella kongenital diketahui menyerang lebih dari 80% bayi dari ibu yang terinfeksi rubella di usia kehamilan 12 minggu (trimester pertama).