Belajar dengan Lebih Efektif: Kenapa Kita Sering Merasa Paham Padahal Sebenarnya Tidak?

Olis
Senin 13 Oktober 2025, 14:43 WIB
Tips Belajar Efektif, Cara Memahami Apa yang Dipelajari (Sumber : YouTube/Satu Persen-Indonesian Life School)

Tips Belajar Efektif, Cara Memahami Apa yang Dipelajari (Sumber : YouTube/Satu Persen-Indonesian Life School)

LABVIRAL.COM - Kamu pasti sering dengar ungkapan, “Setiap tempat adalah sekolah”. Artinya, kita bisa belajar kapan saja dan di mana saja. Mulai dari membaca thread di Twitter, nonton video YouTube, sampai dengerin podcast. Semua bisa jadi sumber ilmu.

Tapi, pernah nggak sih kamu merasa seperti sudah belajar banyak, tapi saat diminta menjelaskan ulang… malah bingung sendiri?

Fenomena ini disebut illusion of competence, istilah dari Deborah Phillips, seorang peneliti dari Amerika. Ini adalah kondisi di mana kita merasa sudah memahami sesuatu, padahal sebenarnya belum.

Baca Juga: 7 Buah Segar yang Bagus untuk Wajah Berjerawat dan Berminyak

Berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui, dirangkum Lab Viral dari kanal YouTube Satu Persen-Indonesian Life School.

Ilusi Paham: Merasa Tahu, Tapi Ternyata Belum

Ini sering terjadi, terutama ketika kita belajar hanya untuk kebutuhan sesaat, misalnya saat menjelang ujian. Kita hafalkan, lalu lupakan. Hasilnya? Setelah ujian selesai, isi kepala pun ikut kosong.

Tentu, ini bukan sepenuhnya salah. Otak kita memang tidak bekerja seperti komputer. Informasi yang kita terima tidak langsung masuk ke dalam long-term memory. Perlu proses bertahap dari memori jangka pendek, lalu ke working memory, dan akhirnya ke memori jangka panjang.

Kenapa Gosip Artis Lebih Mudah Diingat Daripada Rumus Fisika?

Coba pikir: kenapa kamu bisa dengan mudah mengingat gosip artis, tapi susah banget mengingat rumus kimia?

Jawabannya sederhana: karena informasi tentang artis sering kita proses secara aktif. Kita baca di media sosial, diskusi sama teman, bahkan bikin story atau komentar. Otak kita terus melatih informasi itu, sehingga lebih mudah terekam.

Baca Juga: Manfaat Pendakian Gunung, Tak Hanya untuk Kesehatan Fisik tapi Juga Mental

Sebaliknya, rumus atau materi pelajaran biasanya hanya kita baca sekali dua kali, atau hanya saat mau ujian saja. Tidak ada proses aktif untuk memperkuat ingatan.

Solusinya: Belajar dengan Aktif

Satu Persen, sebagai platform edukasi, selalu menekankan pentingnya belajar secara aktif, bukan sekadar membaca atau menonton pasif.

Belajar aktif bukan berarti belajar 24/7. Tapi bagaimana kita melatih ingatan dengan cara mengelaborasi informasi, atau mencoba menjelaskan ulang apa yang sudah kita pelajari.

Salah satu teknik belajar aktif yang sangat efektif adalah Teknik Feynman.

Apa Itu Teknik Feynman?

Teknik ini dikenalkan oleh Richard Feynman, seorang fisikawan peraih Nobel asal Amerika. Menurut Feynman, cara terbaik untuk benar-benar memahami sesuatu adalah dengan mengajarkannya ke orang lain.

Mengapa? Karena untuk bisa mengajarkan, kamu harus benar-benar paham dulu. Proses ini memaksa otakmu untuk bekerja lebih dalam.

Baca Juga: Rahasia Resep Rendang Padang Autentik. Masak Sekali, Nikmat Berhari-hari

Langkah-Langkah Menerapkan Teknik Feynman

Berikut adalah cara praktis menerapkan teknik ini:

1. Pilih Topik yang Ingin Kamu Pahami

Misalnya, kamu baru saja nonton video tentang "SMART Goal Setting." Pilih topik itu sebagai materi yang ingin kamu pelajari lebih dalam.

2. Tulis Ulang dengan Bahasa Sendiri

Tuliskan penjelasan tentang topik tersebut dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti. Bayangkan kamu menjelaskan kepada teman yang belum pernah dengar topik itu.

Contohnya, jika tentang SMART Goals:

SMART adalah singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. Artinya, tujuan kita harus jelas, bisa diukur, realistis, relevan dengan kebutuhan, dan punya tenggat waktu.

Jangan langsung mencontek dari sumber aslinya. Gunakan bahasamu sendiri.

Baca Juga: Cara Membuat Pizza Sendiri di Rumah, Praktis dan Hemat. Anti Gagal

3. Cek dan Revisi

Bandingkan penjelasanmu dengan sumber aslinya. Jika ada yang kurang tepat atau masih bingung, catat dan revisi bagian tersebut.

4. Latih dan Aplikasikan

Coba jelaskan lagi materi itu kepada orang lain. Bisa teman, keluarga, atau bahkan lewat komentar di media sosial. Proses ini memperkuat ingatanmu dan mendorong informasi masuk ke memori jangka panjang.

Terapkan di Mana Saja

Teknik ini bisa kamu gunakan untuk berbagai kebutuhan:

  • Pelajaran sekolah atau kuliah
  • Materi kerja
  • Persiapan wawancara
  • Bahkan ilmu kehidupan, seperti cara mengelola emosi, overthinking, atau membangun hubungan sehat.

Di Satu Persen Indonesia Life School kami ajarkan teknik belajar aktif seperti ini secara praktikal—termasuk hal-hal yang tidak pernah diajarkan di sekolah.

Belajar Gimana Cara Belajar (Dan Hal yang Sekolah Tidak Ajarkan)

Sayangnya, kita memang jarang diajarkan bagaimana cara belajar yang efektif. Kita juga tidak diajarkan cara mengatasi masalah psikologis yang sering muncul:

  • Overthinking
  • Kurang percaya diri
  • Kesulitan komunikasi
  • Gagal membangun hubungan sehat

Kalau kamu punya masalah-masalah seperti ini, itu sangat wajar. Kita semua mengalaminya, dan kita butuh tempat aman untuk membahasnya.

Baca Juga: Cara Membersihkan Kloset Berkerak dengan Bahan Sederhana. Gampang Banget, Langsung Kinclong

Yuk, Konsultasi dengan Mentor dari Satu Persen

Kalau kamu merasa stuck, kamu bisa coba konsultasi bareng mentor di Satu Persen. Mentor kami adalah lulusan psikologi yang sudah terlatih dan diawasi oleh psikolog profesional.

Di sesi mentoring, kamu bisa:

  • Cerita dan curhat secara aman
  • Dapatkan tools seperti tes kepribadian, tes stres, dan minat karier
  • Merancang rencana belajar atau pengembangan diri
  • Dapat materi edukatif yang sesuai dengan kebutuhanmu

Yuk, Coba Teknik Feynman Hari Ini!

Sebelum kamu tutup halaman ini, coba jawab "Apa satu hal yang kamu pelajari dari teknik Feynman hari ini?"

Gunakan momen ini untuk langsung melatih dirimu! Dan ingat: perkembangan tidak datang dalam semalam.

Tapi jika kamu belajar 1% setiap hari, kamu akan tumbuh secara eksponensial.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini