LABVIRAL.COM - Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, tengah menghadapi rentetan bencana hidrometeorologi yang melanda sejak Sabtu (28/6) hingga Minggu (29/6). Peristiwa banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang melanda secara bertubi-tubi membawa dampak serius terhadap masyarakat, meskipun tidak menimbulkan korban jiwa. Hingga Selasa (1/7), proses penanganan masih berlangsung.
Berdasarkan data terbaru, tercatat 23 kejadian bencana tersebar di enam kecamatan dan 21 desa/kelurahan. Tanah longsor mendominasi dengan 15 kejadian, disusul banjir sebanyak 6 kejadian, serta 2 kejadian cuaca ekstrem. Dampaknya meliputi kerusakan rumah warga hingga putusnya akses jalan.
Kecamatan Panggul menjadi wilayah pertama yang terdampak, khususnya di Desa Sawahan, Depok, Wonocoyo, dan Banjar. Longsor menimbun jalan dan merusak permukiman warga setelah diguyur hujan selama tiga hari berturut-turut sejak Jumat (27/6).
Baca Juga: Kepala BNPB Ingatkan Ancaman Bencana di Tengah Pesona Alam Maluku Utara
Di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, tanah mengalami retakan sepanjang 70 meter dengan lebar hingga 30 cm, bahkan menjalar ke permukiman. Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Pule, di mana jalan alternatif penghubung Trenggalek-Ponorogo mengalami longsor sepanjang 40 meter.
Sementara itu, banjir dan longsor secara bersamaan melanda Desa Tawing, Masaran, Bendoroto, dan Craken di Kecamatan Munjungan. Hujan deras menyebabkan sungai meluap, menggerus bantaran dan merusak rumah warga. Di Desa Sobo, Ngulungkulon, dan Ngulungwetan, tujuh rumah rusak parah akibat longsor, dua di antaranya bahkan rata dengan tanah.
Meski banjir mulai surut, upaya pemulihan terus dikebut. Fokus saat ini mencakup pembersihan longsoran, perbaikan akses, dan distribusi bantuan. BPBD Trenggalek bersama instansi terkait mengarahkan perhatian utama ke Kecamatan Munjungan. Alat berat dikerahkan ke Desa Sobo dan Dusun Ngadipuro, sementara Pos Unit BPBD Kecamatan Panggul melakukan asesmen dan distribusi logistik.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Picu Sejumlah Bencana di Sejumlah Daerah, BNPB Imbau Waspada
Pada Senin (30/6), tim gabungan mendistribusikan bantuan ke tiga desa terdampak berupa sembako, selimut, kasur lipat, makanan tambahan gizi, perlengkapan makan, serta family kit.
Prakiraan Cuaca dan Potensi Ancaman Susulan
Cuaca di Trenggalek diperkirakan berawan pada pagi dan siang hari, namun hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi pada sore dan malam hari, terutama di kawasan selatan dan pegunungan. Pada Rabu (2/7), cuaca cenderung serupa dengan kemungkinan hujan disertai petir.
Secara geografis, wilayah terdampak berada di lereng dan perbukitan dengan ketinggian antara 100 hingga 1.000 mdpl. Kombinasi kondisi topografi ini dan hujan yang terus turun menambah potensi terjadinya longsor dan pergerakan tanah, khususnya di Kecamatan Munjungan, Durenan, Bendungan, dan Tugu.
Baca Juga: Menag Dampingi Presiden ke Arab Saudi, Bahas Rencana Pembangunan Kampung Haji
Warga diimbau untuk waspada terhadap tanda-tanda seperti tanah retak, pohon miring, atau aliran air yang membawa lumpur. Bila hujan deras berlangsung lebih dari dua jam, masyarakat diminta segera menjauh dari daerah rawan.
Selain itu, kawasan dataran rendah dan daerah dengan drainase buruk, khususnya wilayah kota Trenggalek, berisiko mengalami genangan. Tiupan angin dari timur-tenggara yang menguat juga menambah potensi bahaya pohon tumbang di jalan raya.
Sebagai langkah mitigasi, BNPB merekomendasikan masyarakat menyiapkan rencana evakuasi, mengamankan dokumen penting, dan menjaga jalur komunikasi tetap terbuka. Pemerintah daerah bersama warga diminta terus memantau kondisi cuaca dan risiko bencana melalui kanal resmi untuk meningkatkan kesiapsiagaan.***