LABVIRAL.COM - Di tengah derasnya informasi parenting di media sosial dan ekspektasi dari lingkungan sekitar, tak sedikit orang tua merasa tertekan.
Banyak yang berpikir bahwa menjadi orang tua berarti harus selalu tahu segalanya, tidak boleh salah, dan harus tampil sempurna di mata anak. Padahal kenyataannya, Parenting Bukan Soal Sempurna, Tapi Soal Hadir dan Mengerti.
Menjadi orang tua bukan kompetisi siapa yang paling benar, paling disiplin, atau paling berprestasi dalam membesarkan anak. Justru yang paling dibutuhkan anak adalah kehadiran yang tulus dan pengertian dari orang tuanya.
Baca Juga: Perkembangan Teknologi Zaman Kini: Manfaat dan Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari
Di artikel ini, kita akan mengulas makna parenting yang autentik, membumi, dan penuh empati, bukan yang sempurna tapi jauh.
Apa Makna dari "Parenting Bukan Soal Sempurna, Tapi Soal Hadir dan Mengerti"?
Kalimat ini menekankan bahwa esensi menjadi orang tua bukanlah tentang kesempurnaan, melainkan tentang kehadiran yang konsisten dan pengertian yang mendalam terhadap anak.
Kehadiran berarti:
- Meluangkan waktu, bukan sisa waktu
- Mendengarkan, bukan hanya memberi perintah
- Terlibat, bukan hanya mengawasi
Mengerti berarti:
- Peka terhadap perasaan anak
- Tidak cepat menghakimi
- Memberi ruang untuk anak menjadi dirinya sendiri
Mengapa Kesempurnaan dalam Parenting Tidak Realistis?
1. Setiap Anak Itu Unik
Tidak ada satu metode parenting yang cocok untuk semua anak. Apa yang berhasil pada anak pertama belum tentu berhasil pada anak kedua. Mengejar kesempurnaan hanya akan membuat orang tua frustrasi.
Baca Juga: Perkembangan Teknologi Zaman Kini: Manfaat dan Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari
2. Orang Tua Juga Manusia
Menjadi orang tua tidak membuat kita bebas dari kesalahan, kelelahan, atau emosi. Terkadang, mengakui bahwa kita lelah atau butuh bantuan adalah bentuk parenting yang sehat.
3. Standar Sosial Media Menyesatkan
Foto-foto keluarga bahagia atau anak yang terlihat "sempurna" di media sosial seringkali hanya potret sesaat. Jangan jadikan itu sebagai tolok ukur.
Apa yang Dibutuhkan Anak dari Orang Tuanya?
1. Koneksi Emosional
Anak yang merasa dekat secara emosional dengan orang tuanya cenderung lebih percaya diri, mandiri, dan bahagia.
2. Konsistensi dan Stabilitas
Konsistensi membuat anak merasa aman. Ini bukan soal keras atau lembut, tapi soal bagaimana kita bisa diandalkan secara emosi dan tindakan.
Baca Juga: Nikmatnya Seblak: Kuliner Pedas Khas Bandung yang Wajib Dicoba
3. Ruang untuk Gagal dan Belajar
Anak perlu belajar dari kesalahan. Saat orang tua terlalu fokus pada "kesempurnaan", anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang takut gagal.
4. Teladan yang Otentik
Anak belajar bukan dari omongan, tapi dari perilaku. Menunjukkan emosi dengan sehat, mengakui kesalahan, dan memperbaikinya adalah pelajaran hidup terbaik untuk anak.
Cara Menjadi Orang Tua yang Hadir dan Mengerti
1. Dengarkan dengan Empati
Daripada langsung mengoreksi atau menasihati, cobalah dengarkan dulu. Tanyakan: “Apa yang kamu rasakan?” atau “Kamu ingin Ibu/Ayah bagaimana?”
2. Bangun Rutinitas Kecil
Kehadiran tidak selalu tentang durasi, tapi kualitas. Makan malam bersama, membacakan cerita, atau ngobrol sebelum tidur bisa jadi momen berharga.
Baca Juga: Nikmatnya Seblak: Kuliner Pedas Khas Bandung yang Wajib Dicoba
3. Validasi Perasaan Anak
Kalimat seperti, “Aku tahu kamu sedih,” lebih menenangkan daripada, “Jangan nangis, itu biasa aja.” Anak butuh dipahami, bukan dibungkam.
4. Maafkan Diri Sendiri
Ketika merasa gagal, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Anak tidak butuh orang tua yang sempurna, tapi orang tua yang terus berusaha dan tumbuh bersama mereka.
Tinjauan Pribadi: Pengalaman Menjadi Orang Tua yang Belajar
Sebagai orang tua, saya pun pernah merasa tidak cukup baik. Pernah kehilangan kesabaran, pernah merasa gagal. Tapi justru dari kesalahan itulah saya belajar bahwa Parenting Bukan Soal Sempurna, Tapi Soal Hadir dan Mengerti.
Saya mulai menurunkan ekspektasi, lebih fokus pada membangun koneksi dengan anak. Dan hasilnya? Anak menjadi lebih terbuka, lebih tenang, dan hubungan kami menjadi lebih sehat.
Baca Juga: Tips Berkemah Nyaman di Gunung, Mulai dari Tenda sampai Tidur Nyenyak
Hadir dan Mengerti Adalah Kunci Hubungan yang Kuat
Menjadi orang tua adalah perjalanan panjang yang tidak mudah, tapi penuh makna. Parenting Bukan Soal Sempurna, Tapi Soal Hadir dan Mengerti mengingatkan kita bahwa cinta, kehadiran, dan empati jauh lebih penting daripada aturan sempurna.
Tidak ada kurikulum resmi untuk menjadi orang tua. Tapi selama kita mau terus belajar, mendengarkan, dan menemani anak tumbuh, itu sudah lebih dari cukup.
Pernah merasa gagal sebagai orang tua? Kamu tidak sendiri. Bagikan artikel Parenting Bukan Soal Sempurna, Tapi Soal Hadir dan Mengerti ini ke sesama orang tua agar kita saling menguatkan dan belajar bersama.
Karena anak tidak butuh orang tua yang sempurna. Mereka butuh orang tua yang ada, yang peka, dan yang terus berusaha untuk mengerti.***