LABVIRAL.COM - Menghadapi anak tantrum memang bukan hal mudah, apalagi kalau kejadiannya sering dan terjadi di tempat umum.
Rasanya campur aduk: malu, capek, bingung, bahkan kadang terpancing emosi. Tapi, marah bukanlah solusi terbaik. Justru, ada cara parenting yang lebih efektif dan penuh kasih sayang untuk mengatasi fase ini.
Yuk, kita bahas lebih dalam kenapa anak bisa tantrum dan bagaimana cara menghadapinya secara positif.
Baca Juga: Bikin Wajah Cerah dan Bebas Jerawat! Ini Manfaat Buah Stroberi untuk Kulit
Apa Itu Tantrum dan Kenapa Terjadi?
Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya dialami anak usia 1–5 tahun. Bisa berupa menangis keras, berteriak, memukul, melempar barang, atau berguling di lantai. Meskipun terlihat mengganggu, tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak.
Beberapa penyebab umum anak tantrum:
- Belum bisa mengekspresikan emosi dengan kata-kata
- Merasa lelah, lapar, atau tidak nyaman
- Ingin mandiri tapi belum mampu secara fisik
- Mencari perhatian atau ingin sesuatu yang tidak diizinkan
Momen tantrum bisa menjadi peluang bagi orang tua untuk mengajarkan pengendalian emosi, bukan sekadar menenangkannya sementara.
Baca Juga: Bikin Wajah Cerah dan Bebas Jerawat! Ini Manfaat Buah Stroberi untuk Kulit
Cara Parenting yang Lebih Efektif dari Marah-Marah
Daripada membalas dengan teriakan atau hukuman, ada pendekatan yang lebih sehat dan membangun jangka panjang. Berikut ini adalah strategi parenting yang bisa kamu coba ketika menghadapi tantrum anak.
1. Tetap Tenang, Jangan Ikut Emosi
Saat anak mulai tantrum, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri sendiri. Anak kecil sangat sensitif terhadap emosi orang tuanya. Kalau kamu terlihat marah, mereka bisa makin histeris.
Tips:
- Ambil napas dalam-dalam
- Hitung sampai 10 sebelum merespons
- Jangan merasa gagal sebagai orang tua, semua orang pernah mengalami ini
2. Validasi Perasaan Anak
Salah satu penyebab tantrum berkepanjangan adalah anak merasa tidak didengar. Dengan mengakui perasaannya, anak akan merasa lebih dipahami.
Contoh kalimat:
“Kamu marah karena mainannya diambil ya? Ibu tahu itu bikin kamu sedih.”
Kalimat ini tidak berarti kamu membenarkan perilakunya, tapi membantu mereka belajar mengenali emosi.
Baca Juga: Resep Rahasia Telur Dadar Barendo Khas Padang yang Lagi Viral: Gurih, Renyah, dan Crispy Tahan Lama!
3. Alihkan Perhatian dengan Lembut
Setelah emosi anak sedikit mereda, kamu bisa mencoba mengalihkan perhatiannya. Misalnya dengan mainan favorit, cerita lucu, atau mengajaknya melihat hal menarik.
Ini bukan menghindari masalah, tapi bagian dari cara mengajarkan kontrol diri secara bertahap.
4. Ajarkan Anak Mengungkapkan Emosi
Setelah tantrumnya selesai, gunakan momen tenang untuk berdiskusi. Ajak anak bicara soal apa yang mereka rasakan dan bagaimana cara yang lebih baik untuk mengekspresikannya.
Misalnya:
- “Kalau kamu marah, boleh bilang ke ibu.”
- “Kalau kamu mau sesuatu, bilang pakai kata-kata ya.”
Bisa juga dibantu dengan buku cerita anak yang bertema emosi.
5. Bangun Rutinitas dan Aturan yang Konsisten
Anak merasa lebih aman dan nyaman kalau tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Maka penting banget untuk punya jadwal harian dan aturan yang konsisten.
Baca Juga: Bikin Wajah Cerah dan Bebas Jerawat! Ini Manfaat Buah Stroberi untuk Kulit
Contoh:
- Jam tidur tetap
- Aturan kapan boleh bermain gadget
- Batasan ngemil atau menonton TV
Ketika anak tahu batasannya, kemungkinan tantrum karena ketidakpastian akan berkurang.
6. Beri Contoh yang Baik
Anak belajar banyak dari meniru. Kalau kamu menghadapi masalah dengan marah-marah, mereka juga akan belajar mengekspresikan diri dengan cara yang sama.
Jadilah role model dalam mengelola emosi, seperti:
- Mengucapkan permintaan maaf saat salah
- Menunjukkan kesabaran saat frustrasi
- Berbicara dengan nada lembut saat menyampaikan aturan
Baca Juga: Tips Membesarkan Anak di Era Digital, Perlunya Keseimbangan antara Teknologi dan Emosi
Saatnya Berubah: Dari Marah Jadi Mengerti
Mengasuh anak itu proses jangka panjang. Tidak ada yang instan, apalagi soal emosi. Anak tantrum terus? Ini cara parenting yang lebih efektif dari marah-marah: mulai dari memahami, mendampingi, hingga membentuk karakter yang kuat dan empatik. Kuncinya adalah konsistensi dan kasih sayang.
Punya pengalaman menghadapi anak tantrum? Coba terapkan cara-cara di atas dan lihat perubahannya secara perlahan.
Jika kamu merasa kewalahan, jangan ragu mencari bantuan profesional atau bergabung dengan komunitas parenting. Dan kalau artikel ini bermanfaat, yuk bagikan ke sesama orang tua lainnya karena jadi orang tua itu nggak harus dijalani sendirian.***