Perselingkuhan, Kenapa Perempuan yang Selalu Salah?

Tim Redaksi Labviral
Jumat 14 April 2023, 18:29 WIB
Perselingkuhan, Kenapa Perempuan yang Selalu Salah? (FOTO: Freepik.com)

Perselingkuhan, Kenapa Perempuan yang Selalu Salah? (FOTO: Freepik.com)

Dalam penelitian yang dilakukan Jose (2018) istilah pelakor mengandung deskriminasi gender. Istilah pelakor menimbulkan pandangan bahwa jika setiap perempuan yang menjadi orang ketiga adalah seseorang yang berupaya merebut laki-laki orang.

Istilah pelakor juga dapat membebaskan laki-laki dari kesalahan di dalam kasus perselingkuhan dan masyarakat masih menganut sistem patriarki, yakni perempuan dinilai sebagai sosok yang lemah dan pantas untuk disalahkan.

Sementara itu, sebenarnya menyalahkan perempuan tidak adil dalam kasus perselingkuhan. Pasalnya, laki-laki juga turut ikut andil besar dalam hubungan terlarang itu. 

Baca Juga: 6 Alasan Pria Selingkuh dari Pasangannya, Sungguh Tega Banget!

Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk, Sumenep, Fathurrosyid mengungkapkan bahwa kesalahan itu tidak hanya dialamatkan kepada perempuan, laki-laki juga harus disalahkan dalam kasus tersebut.

"Yang ditonjolkan adalah perempuan. Ini cermin buruk menggunakan istilah pelakor. Karena di dalam ada 2 tersangkanya. Yang lebih miris lagi, akronim pelakor tambah populer saat ditulis, bahkan dijadikan film," ujarnya saat mengisi acara Indonesia Bisa dengan tajuk Isu-isu Pelakor dalam Sosiologi Tafsir.

Serupa dengan penelitian Jose, Fathurrosyid menilai bahwa latar belakang kasus ini berawal dari cara pandang masyarakat terhadap sikap patriarki, sehingga masyarakat cenderung menggunakan kekuatan laki-laki daripada perempuan. Sehingga perempuan selalu disalahkan dalam kasus ini.

"Bisa jadi karena interpretasi seseorang terhadap teks-teks keagamaan. Karena dalam sosiologi tafsir, perempuan bisa dilihat dari 2 aspek. Yakni, sebagai pemberi keindahan dan keresahan sosial," ujarnya sebagaimana dikutip dari NU Online.

"Berhubung yang paling dominan adalah laki-laki dan diperkuat dengan tradisi patriarki, maka perempuan selalu disalahkan," sambungnya.

Padahal, kata dia, yang paling dominan rusaknya rumah tangga orang ialah laki-laki. Hanya saja, perempuan yang selalu disalahkan saat ini. Ia menguraikan bahwa ada beberapa tafsir yang mengatakan bahwa laki-laki adalah sosok yang superior dan perempuan sosok inferior.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini