Labviral.com - Masjid Jogokariyan di Yogyakarta jadi teladan pengelolaan wakaf produktif, merujuk keterangan di laman resmi Badan Wakaf Indonesia, Senin (5/5/2025).
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir, memaparkan strategi sukses pengelolaan wakaf yang membuat masjid jadi pusat kegiatan sosial dan ekonomi umat.
“Kota Jogja menjadi salah satu pusat wisata Indonesia. Kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk membuat penginapan masjid yang ada di lantai 3,” ujar Jazir.
Awalnya, pembiayaan pembangunan masjid berasal dari infak jemaah.
Ketika pengurus membuka penghimpunan dana wakaf untuk kamar penginapan, antusiasme jemaah tinggi.
“Ada sekitar 30 pewakif yang siap berwakaf. Namun hanya 13 kamar saja yang siap untuk dibangun,” tambah Jazir.
Penginapan tersebut berlokasi di lantai tiga Islamic Center masjid, menawarkan fasilitas setara hotel seperti AC, spring bed, TV, dan kamar mandi.
Adapun tarifnya Rp200.000 per kamar untuk dua orang wisatawan atau musafir.
Baca Juga: Kemenag Luncurkan Gerakan Green Waqf, Dorong Wakaf Hutan untuk Pelestarian Lingkungan
Di samping penginapan, wakaf produktif Masjid Jogokaryan juga merambah sektor industri melalui pendirian pabrik dan toko roti dan usaha lain seperti hotel, homestay, catering, produksi masker, handsanitizer, serta Pasar Pekan Jogokariyan.
Semua usaha tersebut dikelola Badan Usaha Milik Masjid (BUMM).
Sebagaimana dijabarkan dalam sebuah disertasi di UIN Sunan Kalijaga berjudul “Wakaf Produksi Jogokaryan sebagai Wakaf Progresif” wakaf tersebut berdampak pada ekonomi sekaligus pendidikan.
“Kisah inspiratif dari pengelolaan wakaf Masjid Jogokariyan bisa menjadi motivasi perwakafan masjid secara nasional dalam meningkatkan ekonomi umat,” demikian menurut BWI.***