Kenali Dua Jenis Tindakan Operasi Bagi Pasien Batu Empedu

Zahwa Elia Azzahra
Sabtu 18 Maret 2023, 22:50 WIB
Ilustrasi empedu dan liver

Ilustrasi empedu dan liver

LABVIRAL.COM - Batu empedu adalah endapan cairan empedu yang mengeras di kantung empedu. Kondisi ini dapat ditangani dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan operasi. 

Ukuran batu ini pun bermacam-macam, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf. Memang, belum diketahui penyebab terbentuknya batu empedu. Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko menderita batu empedu. 

Beberapa faktor tersebut meliputi kehamilan, obesitas, pola makan tidak sehat, diabetes, dan kondisi tertentu seperti anemia, leukemia, serta penyakit liver.

Baca Juga: Bercerita Tentang Pasang Surutnya Cinta Remaja, Berikut Lirik Lagu Cinta Seperti Aku – Aurel Hermansyah

Dikutip dari laman Mayo Clinic, tidak semua batu empedu memerlukan perawatan. Banyak di antaranya ternyata tidak menyebabkan masalah, bahkan sekitar 50-70 persen pasien tidak menunjukkan gejala.

Pasien tanpa gejala disarankan untuk tidak menjalani operasi, karena belum ada data lebih lanjut terkait risiko dan manfaat terapi pada kasus tersebut.

Namun, bagi mereka yang mengalami infeksi parah, dua jenis operasi batu empedu seperti laparoskopi/robotik dan operasi terbuka biasanya dilakukan untuk mengatasi gangguan pada empedu ini.

Baca Juga: Rasanya Bagai Ditusuk Jarum, Ini Dia Penyebab Penyakit Asam Urat

Laparoskopi

Selama menjalani operasi dengan cara laparoskopi, dokter akan menggunakan anestesi umum untuk membuat orang tersebut tertidur. 

Kemudian, dokter akan membuat tiga atau empat sayatan dan menempatkan perangkat, yang disebut port dalam sayatan untuk memungkinkan akses yang lebih baik ke kantong empedu.

Baca Juga: Duh! Bergaul Jangan Sampai Kebablasan Seperti Lirik Lagu Putri Milik Jamrud

Dokter akan menggunakan kamera kecil untuk membantu mereka mengeluarkan kantong empedu, sebelum menutup lubang dengan jahitan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menggunakan robot untuk membantu operasi.

Selama prosedur, dokter mungkin perlu mengeluarkan batu empedu yang menghalangi satu atau lebih saluran empedu. Mereka mungkin perlu menggunakan X-ray untuk membantu melihat batu tersebut.

Operasi terbuka

Seorang dokter dapat melakukan operasi terbuka jika prosedur laparoskopi tidak berjalan dengan baik. 

Baca Juga: Hanya Butuh Satu Menit untuk Hilangkan Nyeri Sakit Gigi dengan Pijatan

Dokter juga dapat memilih untuk melakukan prosedur tersebut jika kantong empedu pasien memiliki kondisi, antara lain:

  • Meradang parah
  • Terinfeksi parah
  • Bekas luka dari beberapa prosedur lain.

Beberapa alasan lain yang jadi pertimbangan dokter untuk dapat beralih ke prosedur terbuka daripada laparoskopi, meliputi:

  • Masalah pendarahan
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Visibilitas yang buruk di dalam tubuh.

Luka pasca operasi terbuka biasanya akan mengering dalam empat hingga enam minggu ke depan. 

Namun, pasien disarankan untuk banyak beristirahat dan menghindari aktivitas berat agar tubuh segera pulih.

Baca Juga: Yuk Memperkuat Persatuan Seperti Lirik Lagu 'Kuat Kita Bersinar' yang Memiliki Banyak Motivasi

Selain itu, makanan siap saji atau makanan instan hingga berlemak tidak disarankan untuk dikonsumsi.

Serupa seperti operasi medis lainnya, kedua jenis operasi batu empedu ini memiliki risiko efek samping bagi beberapa orang, yang meliputi:

  • Perdarahan
  • Infeksi
  • Kebocoran empedu
  • Pembengkakan
  • Pneumonia

Namun, umumnya dokter sudah mempertimbangkan manfaat dari operasi tersebut melalui observasi, hingga proses itu bisa dilakukan pada pasien.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkini