Ilmuwan Bilang, Mobil Listrik Bukan Solusi Atasi Emisi

Aci
Rabu 29 Maret 2023, 08:40 WIB
ilustrasi mobil listrik hybrid (Sumber : Autocar India)

ilustrasi mobil listrik hybrid (Sumber : Autocar India)

LABVIRAL.COM - Kendaraan modern saat ini, baik roda dua maupun roda empat secara serempak mulai beralih menggunakan penggerak teknologi motor listrik.

Teknologi motor listrik yang menggunakan daya dari baterai yang sisipkan dibawah lantai kendaraan tersebut menjadi sebuah solusi untuk kendaraan masa depan yang ramah lingkungan.

Selain itu, banyak negara yang juga mendukung langkah peralihan teknologi kendaraan bermotor konvensional menuju kendaraan listrik yang mampu mengurangi emisi saat ini.

Baca Juga: Mau Konversi Mobil Listrik, Siapkan Dulu Dana Rp300 Juta

Namun, baru-baru ini terdapat statemen baru dari Kepala Ilmuwan Toyota, Gill Pratt, dalam forum World Economic Forum di Davos, Swiss.

Dikutip Automotive News, Pratt berpendapat bahwa strategi all EV yang diumumkan oleh beberapa produsen mobil akan gagal mencapai tujuan pengurangan emisi.

Gill Pratt menganalogikan ketika dalam satu lingkungan terdapat 100 kendaraan bermesin konvensional yang memiliki rata-rata emisi gas buang 250 gr co2 per kilometer. Dan jika tersedia lithium untuk menghasilkan baterai 100 kWh, baterai tersebut hanya bisa digunakan oleh satu mobil listrik murni.

Baca Juga: 5 Fakta Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Indonesia yang Diresmikan Jokowi

Selain itu, tingkat penurunan emisinya pun tak seberapa, hanya menjadi 248,5 g/km karena cuma satu mobil yang diganti jadi mobil listrik dengan material lithium yang tersedia, sementara 99 sisanya masih pakai mesin bakar.

Namun, jika baterai berkapasitas 100 kWh tersebut digunakan untuk mobil hybrid yang satu pekatnya hanya butuh 1,1 kWh, maka baterai tersebut bisa digunakan untuk 90 mobil hybrid.

Selain itu, penurunan emisi yang dihasilkan juga jauh lebih besar yaitu sekitar 205 g/km daripada mobil listrik murni berbaterai.

Baca Juga: 5 Fakta Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Indonesia yang Diresmikan Jokowi

Senada dengan yang disampaikan Toyota sebelumnya, bahwa penggabungan hybrid dan powertrain sel bahan bakar dan mesin pembakaran hidrogen menjadi solusi pengurangan emisi yang menyeluruh dibandingkan hanya mengandalkan kendaraan berbasis listrik murni.

Kemudian, disisi lain pembangunan tambang lithium yang menjadi bahan dasar baterai memerlukan waktu lebih dari 15 tahun.

"Taruhan krisis iklim terlalu besar untuk salah dengan berfokus pada kemungkinan yang terlalu sedikit." katanya.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini