LABVIRAL.COM – Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana tsunami, baik yang disebabkan oleh gempa tektonik, longsoran bawah laut seperti di Palu pada 2018, maupun aktivitas vulkanik seperti yang terjadi pada erupsi Gunung Anak Krakatau di tahun yang sama. Dua peristiwa tersebut menjadi pengingat penting bahwa sistem peringatan dini tsunami harus dirancang untuk menghadapi berbagai sumber pemicu, bukan hanya gempa bumi.
Berangkat dari pengalaman itu, Pemerintah Indonesia terus memperkuat sistem peringatan dini melalui kolaborasi antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Salah satu wujud nyata dari kolaborasi tersebut adalah pembangunan gedung sistem operasional InaTEWS BMKG di Bali sebagai fasilitas cadangan (back up) untuk mendukung sistem utama yang sudah ada.
Gedung ini diresmikan pada Sabtu (14/6) dan dibangun melalui pendanaan Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dari World Bank, dengan Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., sebagai ketua Steering Committee proyek.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem dan Karhutla Warnai Situasi Bencana Terkini di Sejumlah Daerah
Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa inisiatif ini dirancang bukan sekadar sebagai respons atas kejadian masa lalu, tetapi sebagai langkah antisipatif untuk menghadapi ancaman bencana di masa depan. BMKG sebagai pihak yang bertugas memantau fenomena alam akan menyampaikan data, informasi, dan hasil analisis kepada BNPB serta ke berbagai daerah hingga ke tingkat regional seperti ASEAN. Selanjutnya, BNPB akan menjalankan tindakan penanggulangan dan pengurangan risiko bencana sesuai mandatnya berdasarkan Peraturan Presiden No. 93 Tahun 2019.
Kepala BNPB dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas pembangunan fasilitas baru ini, yang dianggap sebagai salah satu pencapaian penting dalam sistem penanggulangan bencana berbasis mitigasi. Menurutnya, keberadaan infrastruktur cadangan ini sangat penting agar sistem peringatan dini tetap berjalan meski saat bencana sedang berlangsung. Langkah-langkah ini harus dipersiapkan sejak dini demi memastikan keselamatan masyarakat Indonesia di masa depan.
Baca Juga: Lhokseumawe Siapkan 20 Hektare Lahan untuk Sekolah Rakyat
Ia berharap pencapaian ini menjadi langkah awal dari berbagai peningkatan lain dalam sistem kebencanaan nasional, dengan tujuan utama melindungi kehidupan dan keselamatan warga, bukan hanya melalui pembangunan fisik, tapi juga dengan memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat secara menyeluruh.***
Sumber: BNPB