Orang Tua Harus Waspada! Simak Gejala Diare Pada Bayi

Zahwa Elia Azzahra
Rabu 15 Maret 2023, 21:23 WIB
Ilustrasi, seorang ibu memberikan obat diare ke anak (Freepik.com)

Ilustrasi, seorang ibu memberikan obat diare ke anak (Freepik.com)

LABVIRAL.COM - Tak perlu dipungkiri, sebagian orang tua akan merasa khawatir ketika sang buah hati mengalami diare. Diare sendiri sebenarnya adalah salah satu masalah pencernaan yang umum terjadi. Namun, diare pada bayi harus cepat dikenali dan ditangani dengan sigap.

Masalah buang air dapat menjadi bahaya karena bayi sangat rentan mengalami dehidrasi dan berakibat fatal baginya. Mengutip kanal YouTube Rebecca Nathalia, Adapun gejala atau perubahan warna feses yang perlu orang tua waspadai ketika anak mengalami diare. Yuk simak!

Baca Juga: Jangan Panik Bunda! Ini 6 Tips Tangani Bayi Diare

Untuk mendeteksi apakah si bayi mengalami diare, bisa dilihat dari perubahan tekstur dan warna fesesnya. Namun, meskipun tidak terkena diare, bayi yang mengonsumsi ASI juga dapat menghasilkan feses yang lebih cair. Untuk itu, sebagai orang tua perlu berhati-hati dalam membedakan feses pada bayi diare dan bayi yang mengonsumsi ASI.

  • Hijau kehitaman atau disebut juga mekonium merupakan tinja yang muncul ketika bayi baru lahir.
  • Cokelat muda atau cokelat kekuningan merupakan warna tinja bayi yang mengonsumsi susu formula.
  • Hijau kecokelatan merupakan warna tinja yang umum pada bayi berusia sekitar 5 hari, namun apabila konsistensinya lebih encer adalah tanda kalau bayi terkena diare.
  • Kuning kehijauan merupakan warna tinja bayi yang setelah lahir mengonsumsi ASI.
  • Cokelat pekat merupakan warna tinja bayi yang sudah mengonsumsi makanan padat.

Baca Juga: Tak Ingin Minum Obat Apotek, Begini Cara Mengatasi Diare dengan Obat Alami

Tanda atau gejala yang perlu diwaspadi orang tua, mulai dari bayi menjadi lebih rewel dan disertai muntah-muntah. Setelah itu si kecil menjadi lebih lesu dibanding biasanya. Feses yang dikeluarkan pun berwarna hijau kecoklatan, bahkan hitam atau putih.

Gejala lainnya juga bisa terjadi seperti BAB yang berdarah atau bernanah. Dikehatui, diare bisa menyebabkan tubuh bayi banyak kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat memicu dehidrasi. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi.

Baca Juga: 5 Peluang Usaha di Desa yang Belum Banyak Pesaingnya, Apa Saja Yah?

Sebab, angka kematian bayi dan balita akibat diare masih tergolong tinggi. Di seluruh dunia, sekitar 525.000 bayi dan balita meninggal karena diare setiap tahunnya. Bahkan di Indonesia sendiri, persentase kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi, yaitu sekitar 25–30%.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini