Metode Melahirkan Caesar dan ERACS, Bunda Harus Tahu Bedanya Sebelum Memilih

Tim Redaksi Labviral
Rabu 19 April 2023, 21:29 WIB
Metode Melahirkan Caesar dan ERACS, Bunda Harus Tahu Bedanya Sebelum Memilih (FOTO: Freepik.com)

Metode Melahirkan Caesar dan ERACS, Bunda Harus Tahu Bedanya Sebelum Memilih (FOTO: Freepik.com)

LABVIRAL.COM - Operasi caesar adalah prosedur persalinan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan di perut. Operasi caesar dilakukan jika persalinan melalui vagina tidak mungkin dilakukan atau terjadi komplikasi kehamilan.

Selain caesar, ada operasi lain yang bisa dilakukan ibu hamil saat melahirkan, yakni ERACS. Metode ini diklaim bisa membuat para ibu pulih lebih cepat pascaoperasi.

ERACS merupakan akronim dari Enhanced Recovery After Cesarean Surgery. Sebenarnya, metode ini tidak hanya berlaku untuk caesar, tapi juga operasi lain yang membutuhkan pemulihan cepat.

Percepatan pemulihan ini harus dibarengi dengan protokol khusus, untuk memastikan kondisi kesehatan ibu melahirkan tidak terancam.

Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama berbagai pakar kesehatan termasuk dokter kandungan, anak maupun anestesi.

Kuncinya adalah memiliki jenis anestesi yang sesuai dengan kondisi pasien sekaligus efektif.

Tentunya, dipilih jenis pereda nyeri yang aman bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan.

Baca Juga: Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan: Ada Biaya Administrasi, Persalinan, dan Ambulan

Lalu, apa bedanya metode melahirkan ERACS dengan caesar biasa?

Pasien bersalin lewat operasi caesar biasanya diharuskan tidak menggerakan badannya sama sekali selama 12 jam.

Secara bertahap, mereka baru diizinkan untuk  memiringkan dan menggerakan badannya.

Dibutuhkan waktu 24 jam pasca operasi, sebelum pasien diizinkan untuk duduk, dengan alasan agar tidak memengaruhi bekas jahitan.

Berbeda dari sederet aturan tersebut, metode ERACS dianggap lebih nyaman karena durasi larangannya yang lebih pendek sekaligus rasa nyeri yang lebih ringan.

Rasa mualnya juga lebih minim karena manajemen nyeri yang lebih baik, dengan memotong penggunaan opioid hingga 30-50 persen.

Baca Juga: Hindari Nikah Muda untuk Kurangi Risiko Kematian Ibu Melahirkan!

Pasien juga tidak membutuhkan cairan infus sebanyak biasanya dan bisa lebih bebas bergerak.

Tentunya ini memberikan waktu lebih banyak bagi para ibu, untuk menghabiskan waktu dengan bayinya.

Tak hanya itu, dikutip dari lan  Children's Mercy, pasien metode ERACS menjalankan waktu puasa lebih pendek sebelum operasi.

Hanya perlu berhenti makan enam jam dan minum dua jam, sebelum masuk ruang operasi.

Pasien akan diberikan minuman manis dua jam sebelum operasi untuk memudahkan mobilisasi setelah tindakan.

Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk mengunyah permen karet sebelum dan sesudah operasi.

Tujuannya untuk mengurangi mual dan meningkatkan kembalinya fungsi usus normal lebih cepat, setelah melahirkan

Selanjutnya, ibu melahirkan dengan ERACS memiliki  anajemen nyeri preventif. Sebab, tim dokter akan menyusun manajemen nyeri bagi ibu yang akan bersalin melalui metode ERACS.

Baca Juga: Tips Mengecilkan Perut Pasca Melahirkan Secara Caesar

Calon ibu sebelum melahirkam akan diberikan pereda nyeri berupa tylenol dan ibuprofen terjadwal atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya, melalui oral maupun infus. 

Lalu, dokter mungkin juga akan memberikan dosis kecil obat nyeri long-acting di tulang belakang atau epidural pasien selama di ruang operasi. Tujuannya untuk memaksimalkan penghilang rasa sakit sambil mengurangi efek samping seperti gatal dan mual.

Kombinasi tersebut dapat mengurangi jumlah obat opioid, yang dibutuhkan setelah operasi caesar biasasebesar 30-50 persen. Hal ini juga berdampak baik bagi pasien termasuk mengurangi rasa lelah, mual, sembelit dan nyeri.  

Selanjutnya, dikuitp dari laman resmi rumah sakit EMC menyebutkan metode ERACS dapat mengurangi kerusakan jaringan yang muncul akibat operasi caesar. Sebab, pada tekni ERACS sayatan dilakukan dengan pisau dengan ketajaman khusus dan ukuran kecil, dan dengan sekali sayatan sampai di fascia, sehingga kerusakan jaringan bisa minimal. 

Dokter juga menghindari memotong dan menjahit otot, dengan mengutamakan tehnik jahitan satu per satu. 

Dokter juga akan membebaskan perlengketan antar jaringan sehingga pasien terhindar dari rasa nyeri pasca penyembuhan. 

Posisi jaringan yang disayat akan dikembalikan secara end to end pada lokasi yang sama, serta memilih benang dan tehnik jahitan yang tidak mengganggu pergerakan pasca operasi.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini