LABVIRAL.COM – Pelaku usaha Indonesia sukses mempromosikan tempe sebagai makanan kaya nutrisi (superfood) pada pameran dagang business-to-business (B2B) terbesar di Amerika Serikat (AS), Summer Fancy Food Show (SFFS) 2025. Pameran yang berlangsung pada 29 Juni–1 Juli 2025 di Javits Center, New York, AS ini menjadi momentum strategis untuk mengoptimalkan potensi ekspor tempe Indonesia.
Atase Perdagangan (Atdag) RI Washington D.C. Ranitya Kusumadewi menanggapi, tempe berpeluang besar untuk menjadi solusi pemenuhan kebutuhan makanan sehat bagi konsumen AS.
“Tempe sebagai pangan sehat dan superfood berbasis nabati (plant-based) selaras dengan tren di kalangan konsumen AS yang semakin menyadari pentingnya pola hidup sehat. Tren ini membuka peluang ekspor produk tempe Indonesia ke Negeri Paman Sam,” ujar Ranitya.
Baca Juga: KPPU Wilayah III Hadiri Pemaparan BPS Jabar Terkait Data Kemiskinan Terbaru
Rumah Tempe Azaki menjadi perwakilan pelaku usaha Indonesia yang menghadirkan produk tempe beku (frozen) dan siap makan (ready-to-eat) dengan beragam varian rasa. Setelah berhasil melengkapi sertifikasi standar keamanan dan kualitas internasional, Rumah Tempe Azaki siap membawa produknya ke pasar AS.
Menurut Ranitya, kehadiran Indonesia pada SFFS 2025 merupakan langkah penting untuk mempromosikan produk, membangun jaringan (networking), memahami tren, dan memperluas jangkauan tempe di pasar AS.
“Kesempatan ini dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan pengunjung dan berbagi informasi mengenai tempe sebagai warisan Indonesia yang kaya manfaat. Berbagai inovasi olahan tempe diharapkan dapat menjawab kebutuhan konsumen AS yang mengutamakan produk sehat, berbasis nabati, dan berkelanjutan,” ujar Ranitya.
Pasar makanan sehat di AS sedang tumbuh signifikan dengan nilai pasar yang diproyeksikan melonjak dua kali lipat menjadi USD 470 miliar pada 2030 dari USD 200–250 miliar pada pertengahan 2025. Tren ini didukung oleh kesadaran untuk mengonsumsi makanan dari bahan alami dan bebas dari bahan aditif (clean label), kesadaran akan kesehatan, dan peningkatan distribusi produk.
Pada 2024, nilai pasar ritel AS untuk produk makanan berbasis nabati, termasuk tempe, tahu, dan protein bar, mencapai USD 8,1 miliar. Secara spesifik, pasar tempe di AS diperkirakan sebesar USD 1,2 miliar dan terproyeksi meningkat menjadi USD 2,5 miliar pada 2033. Ekspor tempe Indonesia ke AS juga menunjukkan tren positif, dari USD 1,7 juta pada 2021 menjadi USD 2,2 juta pada 2024. Kinerja ini turut mendukung posisi produk inovatif Indonesia sebagai pemain prospektif di pasar AS.