LABVIRAL.COM – Satu lagi kisah sukses lahir dari program pemberdayaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI. Melalui Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD), seorang pelaku usaha mikro di Desa Tegalwaru, Bogor, Jawa Barat, berhasil mengubah hidupnya dari nol hingga kini mampu meraih omzet hingga Rp700 juta per bulan dari produksi tas selempang wanita.
Adalah Sutisna, mustahik binaan BAZNAS, yang kini menjadi inspirasi dalam pemberdayaan ekonomi umat. Ia merintis usahanya sejak 2019 hanya dengan dua mesin jahit dan kerja sendiri. Kini, berkat suntikan modal dan pembinaan dari BAZNAS sejak 2022, usahanya berkembang pesat dan telah mempekerjakan lebih dari 50 orang.
“Dulu semua saya kerjakan sendiri. Setelah mendapat dukungan dari BAZNAS, saya bisa menambah bahan baku, alat produksi, dan tenaga kerja. Sekarang omzet kami bisa tembus Rp300–700 juta per bulan,” ujar Sutisna, Selasa (27/5/2025).
Dengan strategi cerdas seperti mengikuti tren pasar dan memanfaatkan platform digital, produk tas premium buatan Sutisna kini diminati pasar hingga luar daerah. Tak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, ia juga aktif memberdayakan masyarakat sekitar melalui pelatihan menjahit dan pembukaan lapangan kerja baru.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A., menyebut keberhasilan Sutisna sebagai bukti kuat bahwa zakat yang dikelola secara produktif mampu menjadi solusi konkret dalam pengentasan kemiskinan.
“Ini adalah bentuk nyata bagaimana zakat bisa mengubah hidup seseorang, dari mustahik menjadi muzaki. Kami tidak hanya memberi bantuan, tapi membina agar mereka mandiri dan bisa menyejahterakan orang lain,” tegas Saidah.
Ia juga menambahkan bahwa BAZNAS berkomitmen untuk terus memperluas cakupan program BMD ke lebih banyak desa agar makin banyak pelaku usaha mikro meraih kesuksesan serupa.
“Dengan tata kelola yang baik, zakat dapat menjadi motor penggerak ekonomi umat. Kami berharap kisah Pak Sutisna bisa menjadi inspirasi bagi ribuan mustahik lainnya,” imbuhnya.
Bagi Sutisna, usahanya bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi juga sebagai misi sosial dan kebanggaan terhadap produk lokal.
Baca Juga: Ini Upaya PPIH Gabungkan Pasangan Terpisah Jelang Puncak Ibadah Haji Armuzna
“Saya ingin buktikan bahwa produk dari desa kecil pun bisa bersaing. Kualitas tas buatan kami tidak kalah dengan produk impor. Mari kita cintai dan banggakan produk dalam negeri,” ucapnya.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS dan para muzaki atas kepercayaan dan zakat yang telah disalurkan.
“Bantuan ini luar biasa besar dampaknya. Terima kasih kepada BAZNAS dan semua pihak yang telah berkontribusi. Semoga semakin banyak UMKM yang dibantu dan diberdayakan,” tutup Sutisna.
Dari zakat yang dikelola dengan tepat, lahirlah kemandirian, lapangan kerja, dan semangat baru untuk membangun bangsa dari desa. BAZNAS tak hanya menyalurkan bantuan—mereka menciptakan perubahan.***
Sumber: BAZNAS RI