LABVIRAL.COM – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak pemerintah daerah dan pilar-pilar sosial di Kabupaten Lumajang untuk memperkuat pemberdayaan sebagai strategi utama pengentasan kemiskinan. Hal ini disampaikannya saat berdialog dengan 294 pilar sosial di Pendopo Aria Wiraraja, Jumat (30/5/2025).
“Bansos itu hanya sementara, tapi pemberdayaan bisa mengubah hidup selamanya. Di era Presiden Prabowo, kita ingin masyarakat bangkit dan mandiri,” tegas Gus Ipul.
Hadir dalam pertemuan tersebut Bupati Lumajang Indah Amperawati, Sekda Agus Triyono, Ketua DPRD Oktafiyani, dan jajaran OPD setempat.
Baca Juga: Menteri PPPA Jadi Satu-Satunya Perempuan di Tim Amirulhaj, Fokus Kawal Hak Jemaah Perempuan
Gus Ipul menjelaskan, perubahan arah kebijakan dari perlindungan sosial ke pemberdayaan menjadi alasan dibentuknya Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat. Menurutnya, bansos dan pemberdayaan harus berjalan seimbang agar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak terjebak dalam ketergantungan.
Ia juga menekankan pentingnya data akurat dalam pelaksanaan program sosial. “Gunakan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Jangan hanya berdasarkan rekomendasi lisan. Kalau datanya kurang tepat, perbaiki, tapi DTSEN jangan diabaikan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul mengenalkan model pemberdayaan berbasis potensi lokal, seperti mengolah pelepah pisang menjadi kertas bernilai ekonomi. Ia menyebut Lumajang, sebagai salah satu sentra pisang di Indonesia, sangat potensial untuk mengembangkan usaha ini.
Baca Juga: Menteri PPPA Ditunjuk sebagai Amiratul Hajj, Fokus pada Perlindungan Jemaah Perempuan
Bupati Indah Amperawati menyambut baik gagasan tersebut. “Pak Menteri datang bukan hanya dengan ide, tapi juga solusi. Sudah ada pelatihan, alat, bahkan pasar untuk produknya,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, warga dari Desa Ranuyoso dan Desa Klanting akan mendapat pelatihan mengolah limbah pelepah pisang menjadi produk bernilai jual.
Indah juga mengungkapkan bahwa Lumajang memiliki lebih dari 6.000 hektare lahan pisang, tersebar di berbagai kecamatan, termasuk wilayah Perhutani. “Hampir setiap rumah di Senduro punya pohon pisang. Potensi ini sangat besar,” katanya.
Ia menambahkan, upaya pemberdayaan ini sudah menunjukkan hasil. Salah satu anak KPM di Desa Ranuyoso telah lulus sarjana, dan empat lainnya akan menyusul tahun ini. “Kami optimistis makin banyak KPM yang naik kelas dan tidak lagi bergantung pada bansos,” pungkasnya. ***
Sumber: Kementerian Sosial