KKHI Siapkan Pos Kesehatan Darurat untuk Layani Jemaah Saat Puncak Haji di Armuzna

Aryafdillahi HS
Senin 02 Juni 2025, 15:50 WIB
KKHI Siapkan Pos Kesehatan Darurat untuk Layani Jemaah Saat Puncak Haji di Armuzna (Sumber : Dok. Kemenag)

KKHI Siapkan Pos Kesehatan Darurat untuk Layani Jemaah Saat Puncak Haji di Armuzna (Sumber : Dok. Kemenag)

 
LABVIRAL.COM – Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) akan mendirikan pos-pos kesehatan darurat di Arafah dan Mina untuk melayani kebutuhan medis jemaah haji.
 
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Liliek Marhaendro, menyampaikan bahwa pos kesehatan ini disiapkan untuk memberikan pertolongan pertama kepada jemaah selama fase kritis wukuf dan mabit. “Pos kesehatan ini hanya bersifat darurat. Pelayanan maksimal enam jam. Kalau kondisi pasien tidak juga membaik, akan segera dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi,” ujarnya di KKHI Daker Makkah, Minggu (1/6/2025).
 
Sebagai contoh, pasien yang mengalami heatstroke akan mendapatkan penanganan awal di pos tersebut. Jika membaik, mereka akan dikembalikan ke tenda. Namun bila kondisinya memburuk atau butuh perawatan lebih lama, akan langsung dirujuk. “Tidak ada rawat inap di pos ini,” tegas Liliek.
Jemaah Diimbau Bawa Obat Pribadi dan Suplemen
 
Liliek juga mengingatkan pentingnya persiapan pribadi jemaah, terutama yang memiliki riwayat penyakit. Ia mengimbau agar jemaah membawa obat-obatan dan suplemen yang telah diberikan dokter sebelum Armuzna. “Syarikah sudah menyiapkan konsumsi dan akomodasi. Jemaah hanya perlu membawa bekal obat dan suplemen masing-masing,” jelasnya.
 
Ia juga menekankan agar jemaah banyak beristirahat menjelang Armuzna dan menghindari aktivitas di luar hotel, terutama di siang hari yang bersuhu ekstrem. “Bagi jemaah yang punya penyakit, jangan lupa minum obat secara teratur agar tetap bugar saat beribadah,” imbaunya.
 
Persiapan Safari Wukuf
 
Terkait jemaah safari wukuf—yaitu jemaah yang menjalani ibadah wukuf dalam kondisi sakit—Liliek menjelaskan bahwa pihaknya masih mendata jumlah pasti peserta. “Biasanya peserta safari wukuf berasal dari jemaah yang dirawat di KKHI. Karena KKHI belum beroperasi penuh, saat ini kami identifikasi dari jemaah yang dirawat di RS Arab Saudi,” katanya.
 
Untuk mendukung kegiatan safari wukuf, disiapkan empat bus: dua untuk jemaah dalam posisi berbaring dan dua lainnya untuk jemaah duduk. Selain itu, ambulance juga disiagakan untuk kebutuhan rujukan darurat ke rumah sakit jika diperlukan.***
 
Sumber: Kemenag
Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini