Fasilitas di atas lahan 1,2 hektare ini mencakup asrama putra-putri, gedung sekolah, rumah guru, ruang makan, kantor guru, toilet ramah disabilitas, serta lapangan basket. Progres pembangunan fisik telah mencapai 88,8 persen, sementara realisasi pekerjaan mencapai 92,6 persen. Target penyelesaian direncanakan dalam sembilan hari ke depan.
Menteri PU Dody Hanggodo menyebut bahwa untuk 100 sekolah tahap awal, anggaran yang digunakan mencapai lebih dari Rp1 triliun. “Total mungkin sekitar Rp1 triliunan, yang 100 sekolah tahap awal ya. 100 tahap awal itu, sekitar Rp1,1 triliun,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pembangunan seluruh Sekolah Rakyat tahap awal dan lanjutan akan melibatkan lebih dari 2.000 tenaga kerja dari berbagai daerah.
Baca Juga: Sekjen Kemensos Dorong Pemda Kawal Mutu Pendidikan Sekolah Rakyat
“Total untuk 200 sekolah itu kita butuh sekitar Rp2 triliun dan melibatkan mungkin lebih dari 2.000 pekerja seluruh Indonesia,” kata Dody.
Secara nasional, progres pembangunan Sekolah Rakyat telah mencapai rata-rata 83 persen. Beberapa titik bahkan hampir menyentuh 90 persen penyelesaian. Sekolah Rakyat tahap awal mencakup 395 rombongan belajar untuk jenjang SD, SMP, dan SMA di 100 lokasi.
Distribusi lokasi mencakup Pulau Jawa (48 lokasi), Sumatra (22), Sulawesi (15), Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Maluku (masing-masing 4), serta Papua (3 lokasi).
Pemerintah telah mempersiapkan gelombang lanjutan dengan memanfaatkan 122 Balai Latihan Kerja (BLK) milik Kementerian Ketenagakerjaan serta 45 gedung milik pemerintah daerah. Gelombang ini menargetkan 424 rombel, 10.600 siswa, 2.180 guru, dan 4.069 tenaga kependidikan.***