LABVIRAL.COM – PT Bukit Asam Tbk. menetapkan alokasi sebesar 563 juta ton batu bara untuk mendukung pengembangan program hilirisasi energi nasional. Langkah ini mencakup produksi Dimetil Eter (DME), synthetic natural gas (SNG), methanol, dan ammonia.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail, menyampaikan bahwa strategi ini merupakan bagian dari upaya menambah nilai tambah bagi batu bara nasional.
“Ini merupakan upaya strategis untuk menciptakan nilai tambah nasional sekaligus menjaga keberlanjutan dan kelayakan usaha jangka panjang perusahaan,” kata Arsal dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR, Rabu, 16 Juli 2025.
Arsal menjelaskan bahwa saat ini perusahaan memiliki sumber daya batu bara sebesar 5,77 miliar ton dan cadangan sekitar 2,93 miliar ton. Sebagian dari cadangan ini, sebanyak 563 juta ton, akan digunakan untuk proyek hilirisasi, khususnya di wilayah Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Selain itu, cadangan batu bara berkalori rendah di Peranap, Riau, sebanyak 279 juta ton juga akan dimanfaatkan karena cocok untuk diolah dalam proyek hilirisasi.
Selama ini, Bukit Asam telah memasok batu bara untuk sektor pembangkit listrik, industri semen, pupuk, dan smelter. Namun seiring dengan strategi nasional, perusahaan kini fokus mengembangkan teknologi gasifikasi untuk mengonversi batu bara menjadi produk bernilai tinggi.
Baca Juga: Kopi dan Produk Unggulan RI Tarik Perhatian di CLITF Tiongkok, Catat Potensi Bisnis Rp5,86 Miliar
“Bukit Asam juga mengembangkan produk hilirisasi melalui proses karbonisasi dan ekstraksi, seperti briket, semikokas, grafit buatan, anoda yang digunakan sebagai bahan campuran pupuk,” ujarnya.
Arsal menambahkan, sebagian proyek hilirisasi sudah dalam tahap operasional, sebagian lainnya masih dikembangkan, dan sisanya berada pada tahap awal inisiasi.***