LABVIRAL.COM – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyebutkan sebuah paradigma baru yang harus diadopsi pelaku usaha. Hal ini berkaitan dengan bagaimana produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal tidak berhenti sebagai produk sederhana, tetapi dapat menjadi produk bernilai tambah lebih tinggi. Wamendag Roro menyampaikan hal tersebut dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Nite Carnival yang digelar di Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (17/7). Turut hadir Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam, Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik Kemendag Sri Sugy Atmanto, serta Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Ari Satria.
"Produk seperti tenun ikat, batik, kerajinan kayu, dan anyaman bukan hanya sebagai barang dagangan, tetapi juga menjadi platform, yaitu titik permulaan untuk pengembangan inovasi dan desain kontemporer, pengembangan wisata, hingga sebagai komoditas ekspor," jelas Wamendag Roro.
Lebih lanjut, Wamendag Roro mengatakan bahwa perdagangan merupakan motor penggerak utama perekonomian kota. Lebih dari sekadar aktivitas jual beli, perdagangan membuka peluang usaha seluas-luasnya bagi warga, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan ekonomi lokal.
Baca Juga: Wamendag Dorong UMKM Pahami Selera Pasar Ekspor saat Kunjungi Kampung Tenun Kediri
Menurut Wamendag Roro, di sinilah peran pemerintah kota bersama APEKSI menjadi sangat penting, yaitu mendorong promosi lintas kota serta menggiatkan festival UMKM dan harmonisasi kebijakan daerah. Hal ini ditujukan agar produk lokal dapat beredar lebih mudah menembus batas-batas antarkota dan antarprovinsi.
Kolaborasi antarkota yang difasilitasi APEKSI bukan hanya memperkuat perdagangan daerah, tetapi juga mendorong pemerataan pembangunan dan inovasi, serta menciptakan ekosistem usaha yang saling mendukung.
Wamendag Roro meyakini, Indonesia mempunyai warisan budaya luar biasa sebagai bangsa yang besar. Hal ini menjadi tugas bersama kita untuk menjadikan warisan ini sebagai sumber ekonomi kreatif, lapangan kerja, dan kebanggaan nasional. "Sebagai contoh sederhana, di Kementerian Perdagangan, kami menjalankan gerakan GASPOL atau Gerakan Kamis Pakai Lokal. Setiap Kamis, seluruh pegawai dianjurkan memakai produk lokal, mulai dari pakaian, aksesori, hingga tas dan sepatu," jelas Wamendag Roro.
Baca Juga: Kemendag Dorong Ekspor Lewat Forum Peluang Pasar Singapura dan Vietnam
Langkah ini memang kecil, tapi pesannya besar, yaitu mendorong permintaan, memperkuat pasar domestik, dan membangun rasa bangga terhadap produk UMKM. Gerakan sederhana ini diharapkan dapat mengembangkan potensi produk lokal yang sebagian besar dikembangkan oleh UMKM untuk terus berinovasi memenuhi kebutuhan dan selera aktivitas masyarakat mendatang.
Wamendag Roro menekankan, UMKM merupakan fondasi perekonomian Indonesia. Data yang diolah Kementerian Perdagangan menunjukkan, lebih dari 15 persen dari total UMKM nasional berada di Jawa Timur. Hampir 10 juta unit UMKM menopang lebih dari 58 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi. Kontribusi UMKM tidak hanya memperkuat ekonomi daerah, tetapi juga membuka jalan menuju pasar nasional dan global.
Terkait hal itu, Kementerian Perdagangan juga rutin menggelar business matching (pitching dan temu buyer) bersama perwakilan perdagangan di berbagai negara. Pada Januari—Juni 2025, tercatat 356 kegiatan dengan 33 negara mitra. Angka tersebut terdiri atas 241 sesi pitching dan 115 sesi business matching yang melibatkan 846 pelaku usaha dan 609 di antaranya yaitu pelaku usaha UMKM, dengan total nilai transaksi mencapai USD 87,04 juta. Nilai tersebut terdiri atas potensi transaksi sebesar USD 34,34 juta dan pesanan pembelian (purchase order) senilai USD 52,70 juta.
Baca Juga: Dorong Ekspor, Wamendag Kunjungi UMKM Tenun di Kediri
Wamendag Roro menekankan, program-program nasional ini diharapkan dapat bersinergi dengan kebijakan dan inisiatif pemerintah kota di bawah payung APEKSI. Kota Kediri menjadi tuan rumah Musyawarah Komisariat Wilayah (Muskomwil) IV APEKSI Tahun 2025. Muskomwil merupakan ajang berdiskusi, berbagi ide, dan berkolaborasi dalam pengembangan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong kemajuan dan sinergi antardaerah demi masa depan yang lebih baik.
Sarasehan dengan Pedagang
Sebelumnya, Wamendag Roro didampingi Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengunjungi Pasar Grosir Buah dan Sayur Ngronggo untuk melakukan peninjauan dan sarasehan dengan pedagang. Pada kesempatan ini, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Kediri Ferry Djatmiko melaporkan keadaan Pasar Grosir Buah dan Sayur Ngronggo, seperti asal dan tujuan pengiriman komoditas.
Wamendag Roro mengapresiasi Pasar Grosir Ngronggo yang tetap ramai dari pagi hingga sore hari, yang menandakan pasar tersebut merupakan salah satu jantung perekonomian di wilayah Jawa Timur. Wamendag Roro juga mengapresiasi kerapian dan kebersihan Pasar Grosir Buah dan Sayur Ngronggo. Baginya, selain rapi dan bersih, pasar harus juga merespons preferensi masyarakat saat ini.
Baca Juga: Respons Cepat PT Bukit Asam Bantu Korban Kebakaran di Komplek Brangau Tanjung Enim
"Untuk memajukan pasar, pedagang dapat menyediakan pilihan pembayaran dengan metode QRIS. Pembeli tidak perlu membawa uang banyak, sementara penjual tidak repot mencatat. Penjual juga dapat menyediakan opsi belanja daring," ujar Wamendag.
Kementerian Perdagangan berkoordinasi intens dengan kementerian/lembaga lain, sekaligus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah melalui dinas yang membidangi perdagangan. Hal ini penting mengingat sinergi dan kolaborasi berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam menjaga stabilitas harga pangan dan pengendalian inflasi nasional di seluruh wilayah.
Berdasarkan data pantauan harga Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) secara nasional per 17 Juli 2025, harga barang kebutuhan pokok (bapok) cenderung stabil dibandingkan bulan lalu. Bapok tersebut di antaranya minyak goreng kemasan, daging sapi, telur ayam ras, dan terigu. Komoditas yang cenderung turun dibandingkan bulan lalu yaitu MINYAKITA, bawang putih, dan gula pasir. Komoditas yang mencatatkan peningkatan harga yaitu beras medium (terutama di region A/sentra produksi dan region C/sentra konsumsi 2), daging ayam ras (normalisasi menuju harga acuan), serta bawang merah (pengaruh musim).
Pasar Grosir Buah dan Sayur Ngronggo adalah pasar induk untuk buah dan sayur di Kediri dan sekitarnya. Pasar ini menjual buah dan sayur dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah dibandingkan pasar lain karena dipasok langsung dari Malang, Blitar, dan daerah sekitarnya. Pasar Ngronggo menempati lahan seluas 31 ribu m² yang mampu menampung 346 kios dan 222 pelataran.***