Dalam perjalanan pulangnya, ia berpapasan dengan seorang pria yang berlari mencoba mencari perlindungan dari hujan.

Pria itu, bernama Romeo, terlihat kebingungan dan basah kuyup. Flora merasa iba melihatnya dan tanpa pikir panjang, ia menawarkan payungnya kepada Romeo.

Keduanya berjalan bersama di bawah payung yang sempit, saling berbagi perlindungan dari guyuran hujan.

Di bawah guyuran hujan, mereka mulai berbicara dan saling mengenal satu sama lain. Mereka menemukan minat dan minat yang sama, serta keceriaan yang menular antara mereka. Waktu berlalu begitu cepat dan mereka menyadari bahwa mereka telah berjalan jauh.

Sampai di depan rumah Flora, hujan mulai mereda. Mereka berhenti di bawah atap dan saling menatap dengan senyuman. Ada keajaiban di udara, energi cinta yang tumbuh di antara mereka.

"Mungkin ini adalah pertemuan takdir," kata Romeo dengan penuh keyakinan.

Flora mengangguk sambil tersenyum, "Mungkin benar. Aku percaya bahwa sesuatu yang indah bisa muncul di tengah hujan."

Tanpa ragu, Romeo mengulurkan tangannya dan Flora dengan lembut memasukkan tangannya ke dalam genggaman Romeo. Mereka saling melihat, merasakan getaran romantis yang mengalir di antara mereka.

Dalam keheningan, mereka menyadari bahwa cinta telah muncul di antara mereka. Hujan memberi berkah pada pertemuan mereka yang tak terduga, menciptakan ikatan yang tak dapat dipisahkan. Mereka merasakan getaran kebahagiaan dan harapan di dalam hati mereka.

Dari hari itu, Flora dan Romeo tidak pernah terpisah. Mereka melangkah bersama di bawah sinar matahari dan hujan, mengalami kebahagiaan dan kesedihan bersama.