Sindir Pendukung Anies, Islah Bahrawi: Dulunya Mati-matian Mencaci NasDem, Tiba-tiba Memuji Setinggi Langit

Zahwa Elia Azzahra
Kamis 01 Juni 2023, 18:07 WIB
Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (Sumber : Instagram/aniesbaswedan)

Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (Sumber : Instagram/aniesbaswedan)

LABVIRAL.COM - Direkrur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menilai dinamika politik berubah signifikan setelah Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres).

Mulanya, Islah mengingat Pilkada 2017, di mana NasDem mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kala itu melawan Anies Baswedan.

"Dulu di Pilkada 2017, Nasdem mendukung Ahok dan melawan Anies. Nasdem dibuli habis-habisan," kicau Islam sebagaimana dikutip Labviral.com dari akun Twitter @islah_bahrawi, Kamis (1/6/2023).

Baca Juga: Netizen Komentari Soal Make Up di Masa Iddah, Inara Rusli : "Sekolah sama Biaya Makan Anak Saya Tidak Bisa Kasbon"

Pada 2017, Islah mengatakan reporter Metro Tv pernah menjadi sasaran keganasan politik. Selain itu nama Metro TV diplesetkan menjadi Metro Tivu.

Diketahui, Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem merupakan pemilik stasiun televisi swasta Metro Tv.

"Sampai reporter Metro TV di lapangan pun jadi sasaran, dan kita ingat, Metro TV diplesetkan jadi Metro Tivu. 2019 Nasdem didoain bubar karena jadi "die-hardnya" Jokowi," tuturnya.

Baca Juga: Ketua MUI Minta Istilah Cebong dan Kampret Dihapus dan Berharap Masyarakat Tidak Golput di Pilpres 2024

Dinamika politik, lanjut Islah, berubah signifikan setelah NasDem mendukung Anies Baswedan bersama PKS dan Partai Demokrat.

"Lalu semua berubah. Yang dulu menghujat Nasdem dan Metro TV, sekarang memuji. Bahkan pak Surya Paloh didaulat 'telah mendapat hidayah'," imbuhnya.

Atas dasar itu, Islah menilai semua hanya menjadi mainan para elit politik.

Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Saat WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera

"Kita gontok-gontokan untuk menjadi pasukan tempur para elit yang ngerancang drama-dramanya di executive lounge Four Seasons, Fairmont atau di pulau milik pribadi," ujarnya.

"Mereka ketawa-ketiwi karena kalian militannya nembus langit, tapi mereka mana mau tahu token listrik kalian udah kedip-kedip," tuturnya.

Masih kata Islah, trajektori 'kawan dan lawan' dalam politik itu ditentukan oleh kepentingan elit.

Baca Juga: Inara Rusli Bersedia Dipoligami, Begini Syarat dan Ketentuannya

"Lucu aja ngeliat kalian yang dulunya mati-matian mencaci, tiba-tiba memuji setinggi langit. Kelihatan banget kalau kalian sebenarnya lapisan terbawah dalam kasta politik," tukasnya.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini