Tidak hanya tempat tinggal, warga juga mendapatkan bantuan perlengkapan rumah tangga untuk empat Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), termasuk kasur, kompor, dan gas senilai total Rp29 juta lebih.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sanitasi, Kemensos dan Human Initiative membangun MCK Komunal untuk 82 keluarga, serta memperbaiki 60 unit MCK dan 25 septic tank. Sebelumnya, banyak warga membuang hajat di sungai atau menggunakan fasilitas darurat tanpa septic tank yang mencemari lingkungan.
Baca Juga: Dalam 3 Hari Progres Penerbitan Nusuk Jemaah Haji Indonesia Hampir 100 Persen
Kini, desa yang dulu tertutup bau limbah, justru berkembang menjadi pusat kegiatan produktif. Warga bisa bertani, beternak ikan, dan menanam hidroponik di sekitar taman. Anak-anak pun punya ruang bermain, membaca, dan belajar panahan mini.
Di bidang ekonomi, Kemensos juga mendorong kreativitas warga dengan menggandeng Yayasan Kumala. Mereka dilatih mengolah pelepah pisang menjadi kertas daur ulang yang dibuat menjadi goodie bag dan produk lain bernilai jual. Hasilnya, para pengrajin bisa memperoleh penghasilan harian Rp100.000–Rp150.000.
“Berkat dorongan Kementerian Sosial, dalam kurun waktu empat bulan terlihat jelas perbedaannya. Tinggal bagaimana kita yang ada di sini untuk menjaga,” kata Kepala Desa Talaga, Embay Solihin.
Guna memperkuat komunitas, Community Center juga dibangun sebagai ruang interaksi sosial, pelatihan, dan pemberdayaan masyarakat.
Desa Talaga menjadi cerminan semangat gotong royong dan pemberdayaan masyarakat ala Kemensos: membangun bangsa dari desa, dengan cara memuliakan warganya. Ini adalah salah satu dari banyak langkah kecil yang ditempuh Kementerian Sosial untuk menciptakan perubahan besar di Indonesia seperti bersih-bersih mangrove di Bali dan program pemberdayaan lainnya.***
Sumber: Kemensos RI