LABVIRAL.COM – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) telah selesai dilaksanakan. Secara umum, pelaksanaannya berjalan baik, meskipun masih ada sejumlah hal yang perlu dievaluasi untuk perbaikan ke depan. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada jemaah atas ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan selama proses ibadah.
Dalam konferensi pers di Makkah pada Selasa (10/6/2025), Menag mengungkapkan adanya sejumlah terobosan penting dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Menurutnya, setidaknya ada empat langkah baru yang diambil demi meningkatkan layanan bagi jemaah haji Indonesia.
Terobosan pertama adalah penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Kebijakan ini merupakan hasil kesepakatan antara pemerintah dan DPR, serta bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto. Rata-rata BPIH tahun ini turun dari Rp93,4 juta pada 2024 menjadi Rp89,4 juta.
Baca Juga: Kemensos Finalisasi Sekolah Rakyat, Mulai Beroperasi Juli 2025
Langkah kedua adalah upaya mencegah praktik monopoli dalam layanan haji. Pemerintah menerapkan skema baru dengan melibatkan delapan Syarikah dalam penyediaan layanan bagi jemaah. Menurut Menag, pendekatan ini menjadi langkah awal dalam menyesuaikan diri dengan transformasi sistem haji yang tengah berlangsung di Arab Saudi. Meski masih ada catatan evaluasi, pengalaman ini dinilai sangat bermanfaat untuk perbaikan layanan di masa mendatang.
Terobosan ketiga menyangkut mekanisme pembayaran Dam. Untuk pertama kalinya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menetapkan dua jalur penyembelihan hewan Dam atau Hadyu. Jalur pertama melalui Program Adahi yang dikelola otoritas resmi di Makkah, dan jalur kedua dilakukan di Tanah Air melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), bagi jemaah yang mengikuti pendapat ulama yang membolehkannya. Hingga kini, total dana terkumpul untuk penyembelihan dam di Indonesia mencapai lebih dari Rp21 miliar untuk 8.451 hewan.
Terobosan keempat adalah penguatan ekosistem ekonomi haji melalui ekspor bumbu nusantara. Program ini telah berjalan selama tiga tahun terakhir, namun tahun ini mengalami lonjakan signifikan. Jika pada 2023 volume ekspor hanya 16 ton, dan meningkat menjadi 70 ton pada 2024, maka pada 2025 ekspornya melonjak tajam hingga mencapai 475 ton.
Dengan berbagai langkah ini, Menag berharap kualitas layanan ibadah haji bagi jemaah Indonesia akan terus meningkat di masa mendatang.
Sumber: Kementerian Agama