LABVIRAL.COM – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, menyatakan bahwa keluarga adalah fondasi terkecil dalam masyarakat yang memegang peran strategis untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa memperkuat fungsi keluarga sangat penting guna membentuk generasi unggul, kompetitif, dan berkarakter sekaligus mencegah kekerasan terhadap perempuan serta anak, terutama yang terjadi di dalam rumah tangga.
“Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) pada Januari hingga 12 Juni 2025, dilaporkan sebanyak 11.850 kasus kekerasan, dengan jenis yang paling tinggi adalah kekerasan seksual. Selain itu, data SIMFONI PPA juga menunjukkan bahwa kekerasan paling banyak terjadi dalam rumah tangga. Menurut analisis kami, penyebab terjadinya hal ini diantaranya, pola asuh dalam keluarga, penggunaan gadget yang tidak bijak, dan faktor lingkungan atau keluarga. Faktor keluarga ini mempunyai peran yang sangat penting, bagaimana anak-anak kita, keluarga-keluarga kita bisa terhindar dari kekerasan, baik di dalam rumah tangga maupun di ranah publik,” ujar Menteri PPPA.
Arifah Fauzi berharap momentum “KolaborAKSI Keluarga untuk Indonesia” yang diadakan Kemenko PMK untuk menyambut Hari Keluarga Nasional dapat menjadi titik awal penguatan kerja sama lintas sektor dalam membangun keluarga tangguh. Ia menambahkan bahwa keluarga yang kuat akan menciptakan masyarakat sejahtera dan tangguh demi terwujudnya Indonesia maju serta berkeadilan.
Baca Juga: Kemensos Koordinasi dengan PPATK dan Himbara Tuntaskan 1,3 Juta Rekening Gagal Salur Bansos
Menko PMK Pratikno juga menekankan peran keluarga sebagai “sutradara” yang menyiapkan naskah dan memberikan arahan agar anak-anak tumbuh sehat secara fisik, moral, serta mental. Ia menyebut bahwa penguatan keluarga adalah tugas bersama, tidak hanya dibebankan kepada satu pihak saja.
Wakil Menteri Dukbangga/BKKBN, Isyana Bagoes Oka, menuturkan bahwa ketahanan keluarga merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai visi-misi Astacita ke-4. Ia menegaskan perlunya ekosistem sosial yang saling mendukung, karena tanpa keluarga yang tangguh, bangsa pun tidak akan menjadi kuat.
“Tanpa keluarga yang tangguh, kita tidak akan pernah memiliki bangsa yang tangguh pula. Tanpa keluarga yang sehat, kita tidak bisa berharap pada kualitas sumber daya manusia yang unggul. Maka dari itu, kami sangat mengapresiasi inisiatif ‘KolaborAKSI Keluarga untuk Indonesia’ ini. Inisiatif ini bukan hanya sekadar simbolis, tetapi harus kita jadikan sebagai platform gerakan nasional. Mari kita gerakkan kolaborasi ini, dari meja rapat menuju ruang-ruang keluarga, dari kebijakan ke praktik, dari ide ke aksi nyata,” tutur Isyana.
Baca Juga: BPKH Dukung Pemanfaatan Bandara Taif Sebagai Jalur Alternatif Jamaah Haji Indonesia
Pada acara tersebut, Menko PMK dan Kepala Baznas Noor Achmad menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat program pemberdayaan keluarga secara sistematis dan berkelanjutan. Noor menjelaskan bahwa dana zakat, infaq, serta sedekah yang dikelola Baznas diharapkan memberi keberkahan nyata bagi perempuan dan anak di seluruh Indonesia. ***