10 Penyebab Kematian di Indonesia, Pahami Jenis-jenis Penyakitnya!

Zahwa Elia Azzahra
Sabtu 05 Agustus 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi - 10 Penyebab Kematian di Indonesia, Pahami Jenis-jenis Penyakitnya! (Sumber : Freepik)

Ilustrasi - 10 Penyebab Kematian di Indonesia, Pahami Jenis-jenis Penyakitnya! (Sumber : Freepik)

LABVIRAL.COM - Terdapat 10 penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 10 penyakut penyebab kematian terbesar di Indonesia di antaranya, stroke, serangan jantung, diabetes melitus, TBC, sirosis hati, paru-paru kronis, diare, hipertensi, infeksi saluran pernapasan bawah dan Neonatal atau kematian bayi baru lahir.

Berikut data 10 penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia:

  1. Stroke - 131,8 kasus per 100 ribu penduduk.
  2. Serangan jantung - 95,68 kasus per 100 ribu penduduk.
  3. Diabetes melitus - 40,78 kasus per 100 ribu penduduk.
  4. TBC - 33,24 kasus per 100 ribu penduduk.
  5. Sirosis hati - 33,6 kasus per 100 ribu penduduk.
  6. Paru-paru kronis -  28,89 kasus per 100 ribu penduduk.
  7. Diare - 23,6 kasus per 100 ribu penduduk.
  8. Hipertensi - 20,26 kasus per 100 ribu penduduk.
  9. Infeksi saluran pernapasan bawah 19,39 kasus per 100 ribu penduduk.
  10. Neonatal atau kematian bayi baru lahir - 16,77 kasus per 100 ribu penduduk.

Baca Juga: Jawaban Jazakallah Khairan yang Benar saat Mendapat Suatu Kebaikan

Stroke

Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu, biasanya karena penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Akibatnya, bagian-bagian otak tertentu tidak menerima oksigen dan nutrisi yang cukup, menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.

Gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena dan tingkat keparahannya.

Gejala yang umum meliputi kesulitan berbicara, kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, dan perubahan mendadak pada penglihatan.

Segera mencari pertolongan medis darurat sangat penting jika seseorang mengalami gejala stroke, karena tindakan cepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.

Faktor risiko stroke termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, diabetes, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat lainnya. Upaya pencegahan termasuk menjaga gaya hidup sehat, berolahraga secara teratur, makan makanan yang sehat, dan mengelola faktor risiko kesehatan yang dapat dikendalikan.

Baca Juga: Cara Membuat Huruf Tebal, Miring dan Garis atau Coret di WhatsApp

Serangan Jantung

Serangan jantung (atau infark miokard) adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terganggu atau terhenti sepenuhnya.

Serangan jantung terjadi ketika suatu arteri koroner (pembuluh darah yang menyuplai darah ke otot jantung) mengalami penyumbatan akibat penumpukan plak atau bekuan darah.

Akibatnya, bagian dari otot jantung mungkin tidak menerima pasokan darah yang cukup, dan jika hal ini tidak segera ditangani, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan jantung.

Gejala umum serangan jantung diantaranya, nyeri dada, sesak napas, berkeringat berlebihan, mual hingga muntah, dan pusing.

Baca Juga: Proposal yang Efektif dan Menarik Bisa Kamu Buat dengan Mengikuti Langkah-langkah Berikut Ini

Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia). Hal ini disebabkan karena tubuh tidak mampu memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan dalam mengatur kadar gula dalam darah.

2 Tipe Diabetes Melitus

a. Diabetes Melitus Tipe 1

Juga dikenal sebagai diabetes melitus autoimun, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel beta di pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh kekurangan insulin untuk mengendalikan kadar gula darah, dan penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin seumur hidup.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Lebih umum daripada tipe 1, diabetes melitus tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan efektif (resistensi insulin). Faktor-faktor risiko termasuk obesitas, gaya hidup tidak sehat, dan riwayat keluarga. Penanganan diabetes tipe 2 melibatkan perubahan gaya hidup, pengaturan pola makan, olahraga, dan dalam beberapa kasus, obat-obatan atau insulin.

Gejala umum diabetes melitus termasuk haus berlebihan, sering buang air kecil, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, kelelahan, luka sulit sembuh, dan pandangan kabur.

Diabetes melitus yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan jantung, masalah ginjal, kerusakan saraf, masalah penglihatan, dan luka yang sulit sembuh yang dapat berujung pada amputasi.

Baca Juga: Cara Mudah Cek IMEI di HP Android

TBC

TBC adalah singkatan dari Tuberkulosis, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Tuberkulosis dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, tetapi yang paling umum adalah paru-paru (Tuberkulosis Paru).

Meskipun paru-paru adalah organ yang paling sering terkena, tuberkulosis juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya, seperti kelenjar limfa, tulang, ginjal, otak, atau selaput tipis yang melapisi paru-paru dan bagian dalam dada (Tuberkulosis Ekstraparu).

Gejala tuberkulosis paru dapat mencakup batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu, batuk berdahak atau berdarah, demam, penurunan berat badan yang tidak dijelaskan, lelah yang berlebihan, dan keringat malam.

Baca Juga: Persentase Agama di Indonesia dan Asal Usul Islam di Nusantara

Sirosis Hati

Sirosis adalah kondisi medis yang menggambarkan tahap akhir penyakit hati. 

Sirosis adalah hasil dari kerusakan hati jangka panjang akibat berbagai penyakit hati, seperti hepatitis kronis, alkoholisme kronis, atau penyakit hati lainnya.

Dalam sirosis, jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut, mengurangi fungsi hati secara keseluruhan.

Penyebab paling umum dari sirosis adalah konsumsi alkohol yang berlebihan dan infeksi hepatitis B dan C.

Namun, ada juga penyebab lain, termasuk penyakit hati autoimun, penyakit hati lemak non-alkoholik (non-alcoholic fatty liver disease - NAFLD), penyakit hati autoimun, dan penyakit hati bawaan.

Gejala awal sirosis mungkin tidak terlalu jelas, tetapi seiring penyakit berkembang, penderita dapat mengalami gejala seperti kelelahan, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, kulit dan mata yang kuning (jaundice), perut membuncit karena penumpukan cairan (ascites), perdarahan mudah, gatal-gatal, dan mudah memar.

Pada tahap lanjut, sirosis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti koma hepatik, perdarahan internal, dan penyakit hati yang lebih parah, seperti kanker hati.

Paru Paru Kronis

Paru-paru kronis (atau penyakit paru-paru kronis) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan progresif.

Penyakit paru-paru kronis paling umum adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Fibrosis Paru Idiopatik (FPI). Kedua kondisi ini memiliki karakteristik berbeda tetapi sama-sama berdampak negatif pada fungsi pernapasan.

Diare

Diare adalah kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan frekuensi dan konsistensi tinja yang lebih cair dari biasanya. Ini dapat terjadi karena berbagai penyebab, namun yang paling umum adalah infeksi virus, bakteri, atau parasit yang mempengaruhi saluran pencernaan.

Gejala diare meliputi tinja cair yang sering dan berlebihan, rasa kembung, kram perut, mual, dan kadang-kadang muntah. Diare dapat menjadi kondisi ringan dan sementara atau menjadi gejala penyakit yang lebih serius. Diare biasanya adalah respons alami tubuh untuk membersihkan infeksi atau racun dari saluran pencernaan.

Hipertensi

Hipertensi, yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri terus-menerus tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama.

Tekanan darah adalah ukuran dari tekanan darah terhadap dinding arteri saat darah dipompa oleh jantung dan mengalir melalui tubuh.

Tekanan darah diukur dalam dua angka, yang diwakili oleh angka sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi) dan diastolik (tekanan saat jantung beristirahat antara denyutan).

Angka sistolik selalu lebih tinggi daripada angka diastolik. Misalnya, tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg, di mana 120 adalah angka sistolik dan 80 adalah angka diastolik.

Hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, tetapi jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, kerusakan pembuluh darah, dan masalah kesehatan lainnya.

Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (ISPB) adalah jenis infeksi yang mempengaruhi bagian bawah sistem pernapasan, termasuk bronkus (saluran udara besar) dan alveoli (kantong-kantong udara kecil) di dalam paru-paru.

ISPB dapat disebabkan oleh berbagai agen infeksius, seperti virus, bakteri, dan kadang-kadang jamur.

Gejala ISPB dapat bervariasi tergantung pada jenis agen penyebab dan tingkat keparahan infeksi.

Gejala yang umum meliputi batuk, sesak napas, demam, pilek, dan produksi dahak. Pada kasus yang lebih berat, ISPB dapat menyebabkan kesulitan bernapas, bahkan hingga menjadi kondisi gawat darurat.

Neonatal

Neonatal mengacu pada periode awal kehidupan bayi yang baru lahir, mulai dari kelahiran hingga usia 28 hari. Istilah ini khusus merujuk pada masa segera setelah bayi lahir, ketika mereka masih sangat rentan dan memerlukan perawatan intensif.

Bayi neonatal adalah bayi yang baru lahir, dan mereka berada dalam periode transisi dari lingkungan rahim yang terlindungi ke dunia luar yang lebih kompleks. Pada saat ini, sistem organ bayi, terutama paru-paru, jantung, dan sistem pencernaan, mulai berfungsi secara mandiri.

Perawatan neonatal adalah bidang medis yang khusus mengurus kesehatan dan kebutuhan khusus bayi neonatal.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait
Style

Benarkah Merokok Bisa Sebabkan Stroke?

Selasa 30 Mei 2023, 18:18 WIB
Benarkah Merokok Bisa Sebabkan Stroke?
Berita Terkini