Sering Dianggap Sama, Ini 3 Beda Trauma dan Fobia yang Jarang Dipahami

Aprilia
Minggu 19 Maret 2023, 09:40 WIB
Ilustrasi trauma (Sumber : freepick.com)

Ilustrasi trauma (Sumber : freepick.com)

LABVIRAL.COM - Gangguan kecemasan trauma dan fobia tentu sudah tak asing lagi di dengar. Banyak orang seringkali menyamakan makna keduanya.

Sebab, istilah ini dua-duanya digunakan untuk menggambarkan perasaan takut atau cemas berlebihan. Namun secara psikologi, keduanya memilki pebedaan lho.

Apa saja perbedaanya? Berikut penjelasan perbedaan trauma dan fobia dihimpun dari berbagai sumber:

1. Pengertian trauma dan fobia

Ilustras orang trauma

Dilansir dari American Psychological Association, trauma adalah respons emosional seseorang terhadap peritiwa menakutkan yang pernah dialami. Misalnya kecelakaan, kekerasan datau bencana alam.

Sedangkan fobia adalah reaksi ketakutan berlebih, tidak terkendali, dan tidak masuk akal terhadap aktivitas, tempat atau situasi tertentu. Misalnya fobia ketinggian, fobia melihat bintik-bintik, fobia binatang tertentu dan sebagainya.

Fobia juga disebabkan oleh suatu kejadian yang memunculkan ketakutan berlebih pada kemudian hari. Selain itu fobia juga bisa disebabkan dari faktor genetik dan lingkungan.

Baca Juga: Ayo Mulai Periksa Sendiri, Ini Beda Benjolan Biasa dan Tanda Kanker Payudara

2. Gejala trauma dan fobia

Ilustrasi phobia

Orang yang mengalami pengalaman trautamis akan lebih susah mengendalikan diri, terguncang, bahkan tak bisa kembali ke kehidupan semula. Ia juga mengalami kecemasan yang berlebihan sepanjang waktu. Gejala trauma selain cemas, yaitu :

- syok
- insomnia
- sering bermimpi buruk
- mudah kaget
- denyut jantung meningkat
- linglung/ sulit konsentrasi
- merasa sedih dan putus asa
- sering menyalahkan diri sendiri
- menarik diri dari lingkungan sekitar

Sementara untuk orang fobia, gejala kecemasan tak muncul secara terus-menerus. Umumnya hanya muncul saat menemui pemicu fobia tersebut. Gejalanya antara lain:
- gagap
- mual
- berkeringat
- pusing
- denyut jantung meningkat
- sesak nafas
- tubuh gemetar
- sakit perut
- ketakutan yang tidak terkendali

Baca Juga: Benarkah Membentak Anak Dapat Merusak Miliaran Sel Otak?

3. Cara mengatasi trauma dan fobia

Ilustrasi trauma

Seperti gangguan kesehatan mental lainnya, trauma dan fobia bisa diatasi dengan menjalani terapi psikologi. Salah satu jenis psikoterapi yang dilakukan ialah terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT).

Teknik CBT akan membantu kamu menemukan penyebab dari trauma dan fobia tersebut. Kemudian kamu akan diajari mengubah pola pikir dam perilaku yang membuat kecemasan.

Teknik lainnya yang bisa dilakukan oleh terapis, ialah terapi desensitisasi. Terapi ini bertujuan untuk mengubah respons pasien terhadap objek atau situasi yang ditakuti secara bertahap.

Terapi-terapi tersebut juga biasanya akan dikombinasikan dengan pemberian obat antidepresan.

Pastikan kamu tidak menduga-duga sendiri gangguan mental yang kamu alami ya? Kamu juga wajib berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini