LABVIRAL.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., memberikan peringatan penting dalam Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Hidrometeorologi yang digelar di Kota Ternate, Senin (30/6). Ia menekankan bahwa meskipun Maluku Utara dikenal karena keindahan alamnya, provinsi ini menyimpan potensi bencana yang tinggi.
Dalam rapat tersebut, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda memaparkan bahwa selama semester pertama 2025 telah terjadi 76 kejadian bencana hidrometeorologi basah yang tersebar di 48 kecamatan. Jenis bencana yang mendominasi adalah banjir dan banjir bandang dengan 32 kejadian, disusul tanah longsor, cuaca ekstrem, abrasi, dan erupsi gunungapi.
Kabupaten Halmahera Selatan menjadi wilayah dengan jumlah bencana terbanyak, yaitu 19 kejadian. Sherly menyampaikan bahwa sistem drainase yang tidak memadai serta pendangkalan sungai menjadi penyebab utama banjir, dan berharap BNPB dapat mendukung upaya perbaikan infrastruktur.
Baca Juga: Gus Ipul Dorong Daerah Segera Perbarui Data Sosial Demi Sekolah Rakyat
Kunjungan Kepala BNPB ke Maluku Utara ini merupakan respons atas banjir besar yang melanda Pulau Bacan pada Sabtu (22/6), berdampak pada 14.071 jiwa dan menyebabkan satu korban jiwa serta 1.313 orang mengungsi.
"Bantuan untuk Maluku Utara silakan dipakai. Bantuan ini sifatnya kebutuhan dasar bagi warga terdampak. Tolong pada masa tanggap darurat yang hanya seminggu ini, yakinkan kebutuhan dasar masyarakat terdampak yang mengungsi terpenuhi. Makan, minum, air bersih, dan pakaian bersih tolong dicek satu-satu berjenjang," kata Suharyanto.
Ia juga menekankan bahwa masa tanggap darurat tak perlu diperpanjang jika tidak diperlukan. Pemerintah daerah diimbau segera berfokus pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi.
Baca Juga: Banjir dan Longsor di Trenggalek Lumpuhkan Akses Dua Jembatan Sekaligus
"Jika ada kejadian bencana seperti banjir ini, jika airnya sudah mulai surut, maka kita pemerintah harus cepat berpikir 'rakyat saya mau dikemanakan ini?'" lanjutnya.
Suharyanto turut menyoroti ancaman gunungapi aktif di Maluku Utara. Ada lima gunungapi dalam wilayah administratif provinsi ini, tiga di antaranya Gunung Ibu, Gamalama, dan Dukono saat ini berada di level II (Waspada).
“Saat ini Gunung Ibu fluktuatif sejak erupsi tahun lalu, kepada Bupati dan Kalaksa saya ingatkan jangan meremehkan tingkat aktivitas gunungapi. Kapan mereka akan erupsi kita tidak bisa mengetahui dengan pasti. Maka jika ada peringatan kenaikan tingkat aktivitas gunung kita harus siap siaga. Jangan menunggu ada korban baru bertindak!" tegasnya.
Baca Juga: Gus Ipul Ajak Semua Elemen Kawal Program Sekolah Rakyat Besutan Presiden Prabowo
Kunjungan ke Pulau Bacan
Usai rapat, Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansyah, mewakili Kepala BNPB meninjau langsung lokasi banjir di Pulau Bacan, Halmahera Selatan, bersama Gubernur Maluku Utara dan Bupati Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba. Mereka mengunjungi pos lapangan di Lapangan Merdeka, Labuha.
Dalam kunjungannya, Jarwansyah memastikan enam poin utama penanganan berjalan baik: kaji cepat, aktivasi posko, pencarian dan pertolongan, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan kelompok rentan, serta perbaikan sarana dan prasarana vital.
Ia menyebut kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan telah terpenuhi. “Dapur umum memasak hingga 7.000 bungkus per hari dan pos kesehatan aktif melayani warga,” ujarnya.
"Kita akan bantu mobil dapur umum lapangan. Tim rehabilitasi rekonstruksi BNPB akan kembali ke Halsel guna verifikasi usulan rehab-rekon di Halsel pada minggu depan sehingga tahap transisi darurat ke pemulihan dapat segera dilaksanakan," tutup Jarwansyah.***