Tahap Akhir Seleksi BIB 2025 Dimulai, Kemenag Gandeng UIN Surabaya untuk Skoring Nasional

Aryafdillahi HS
Jumat 04 Juli 2025, 10:32 WIB
Tahap Akhir Seleksi BIB 2025 Dimulai, Kemenag Gandeng UIN Surabaya untuk Skoring Nasional (Sumber : Dok. Kemenag)

Tahap Akhir Seleksi BIB 2025 Dimulai, Kemenag Gandeng UIN Surabaya untuk Skoring Nasional (Sumber : Dok. Kemenag)

 
LABVIRAL.COM – Seleksi Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) 2025 dari Kementerian Agama memasuki fase krusial dengan dimulainya proses skoring akhir. Tahapan ini berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya pada 29 Juni hingga 1 Juli 2025.
 
Lulus dari tes akademik dan skolastik menjadi syarat penting bagi ribuan peserta untuk melangkah ke tahap wawancara. “Ada tiga tahap seleksi dalam BIB 2025, seleksi administratif, seleksi akademik dan bakat skolastik, dan seleksi akhir, wawancara yang harus dilalui untuk sukses menjadi awardee,” kata Ruchman Basori dari Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puspenma) Setjen Kemenag RI di Surabaya, Senin (30/6/2025).
 
Skoring dilakukan secara terpusat dengan sistem merit, melibatkan tim ahli dari Pusat Studi Pengukuran dan Pengujian Pendidikan (PSPPP) UINSA Surabaya dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, serta pendampingan langsung dari Puspenma.
 
UINSA menggandeng para akademisi dan praktisi dari berbagai kampus mitra yang berpengalaman dalam pengukuran potensi dan karakter. “Kami memastikan proses ini berjalan objektif, akurat, dan sesuai dengan prinsip keadilan. Proses skoring ini bukan sekadar teknis penjumlahan, tapi juga refleksi dari harapan terhadap karakter penerima beasiswa yang kami dambakan: cerdas, tangguh, dan moderat,” lanjut Ruchman.
 
Menurutnya, penerima BIB ideal adalah mereka yang unggul dalam akademik, mampu menyelesaikan studi tepat waktu, memiliki daya juang tinggi, serta menjunjung nilai-nilai Islam moderat.
 
Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, menyampaikan apresiasinya terhadap sinergi antara Puspenma dan kampusnya dalam pelaksanaan tes bakat skolastik. “Kerja fasilitatif yang dilakukan UINSA untuk GPL (Ga Pake Lama) telah menghasilkan hasil yang berkali-kali lipat. Ini sistem kerja buy one get two,” ujarnya.
 
Muzakki menegaskan bahwa kecepatan teknis bukan satu-satunya tujuan, melainkan mencerminkan mentalitas kerja adaptif dan solutif. Ia menyebut desain instrumen seleksi harus akurat agar hasil seleksi adil dan tepat sasaran.
 
Menurutnya, kerja kolektif ini juga menjadi bagian dari kesiapan UINSA menghadapi era Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), dengan kemitraan dan tata kelola efektif sebagai pilar utama. “UINSA siap menjadi mitra strategis kementerian maupun lembaga lain dengan melibatkan tim yang ahli di bidangnya,” tambahnya.
 
Ketua PSPPP UINSA, Prof. Dr. Kusaeri, menyebut proses skoring adalah tahap paling sensitif dalam seleksi dan harus dilaksanakan dengan prosedur validasi berlapis. “Kami menjaga proses ini agar tetap akuntabel. Semua data diproses secara sistemik, tidak ada manipulasi, tidak ada kompromi,” tegasnya.
 
Hasil akhir skoring akan diumumkan oleh Puspenma setelah seluruh proses konsolidasi dan finalisasi nasional selesai. Pelaksanaan skoring lanjutan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berlangsung pada 1–2 Juli 2025.***
Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini