LABVIRAL.COM – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi Wanita Persatuan Ummat Islam (PUI) dalam mendorong pembangunan nasional yang adil dan inklusif. Hal itu disampaikannya saat membuka Muktamar ke-5 Wanita PUI, Kamis (3/7).
“Muktamar ke-5 ini menjadi momentum penting, sebagai ruang evaluasi dan konsolidasi organisasi dan juga sebagai tempat peneguhan visi keumatan dan kebangsaan, sekaligus perwujudan tanggung jawab sejarah Wanita PUI untuk tetap relevan dan hadir di tengah dinamika zaman. Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Wanita PUI yang terus istiqomah dalam peran edukatif, dakwah, dan sosial yang mencerdaskan umat dan memberdayakan perempuan,” ujar Menteri PPPA.
Dalam paparannya, Menteri PPPA menegaskan bahwa perempuan dan anak adalah pilar utama pembangunan bangsa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, perempuan mencakup 49,5 persen dari total penduduk, sementara anak-anak mencapai 28,4 persen. Bahkan, perempuan usia produktif mencapai hampir 69 persen.
Baca Juga: Karhutla Meningkat, Sejumlah Daerah di Sumatra dan Aceh Alami Dampak Serius
Meski begitu, masih ada tantangan ketimpangan gender. Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) nasional menunjukkan masih adanya kesenjangan partisipasi perempuan dalam dunia kerja dan pengambilan keputusan. Untuk itu, pemerintah menyiapkan intervensi kebijakan yang konkret dan menyeluruh.
“Sebagai upaya menjawab tantangan tersebut, Kemen PPPA menetapkan tiga program prioritas untuk periode 2025–2029, yaitu pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai penguatan Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), perluasan pemanfaatan call center SAPA 129 untuk layanan pengaduan kekerasan dan pengembangan satu data perempuan dan anak berbasis desa untuk mendukung kebijakan yang inklusif,” kata Menteri PPPA.
Ia menekankan bahwa kesetaraan gender tak cukup diwujudkan lewat angka statistik. Perlu aksi nyata dan kebijakan berdampak dalam bidang ekonomi, pendidikan, teknologi, hingga partisipasi perempuan dalam kepemimpinan.
Baca Juga: ITC 2025 di Borobudur Tegaskan Peran Strategis Umat Buddha dalam Bangun Moral Bangsa
Dalam kesempatan itu, Menteri PPPA juga mendorong sinergi semua pihak untuk memperluas ruang kepemimpinan perempuan dan mendorong mereka mencetak prestasi di berbagai sektor kehidupan.
“Selamat atas penyelenggaraan Muktamar ke-5 Wanita Persatuan Ummat Islam. Semoga muktamar ini menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang membawa manfaat luas bagi umat, bangsa, dan negara. Mari kita wujudkan kesetaraan gender melalui pembangunan yang adil dan inklusif, sehingga perempuan dapat mandiri secara ekonomi dan menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan daerahnya masing-masing,” pungkasnya.
Ketua Majelis Syuro PUI, K.H. Nur Hasan Zaidi turut menyampaikan bahwa tantangan perempuan Indonesia saat ini tidak lagi sebatas mengenali masalah, tetapi bagaimana merumuskan solusi konkret. Salah satu fokus yang ia dorong adalah penguatan ketahanan keluarga dan masa depan anak melalui pendidikan karakter dan nilai-nilai keislaman.
Baca Juga: Gus Ipul Libatkan PPATK untuk Tingkatkan Akurasi Penyaluran Bansos
Sementara itu, Ketua Umum PP Wanita PUI menyampaikan bahwa tema Muktamar ke-5 “Menguatkan Peran Perempuan dan Meneguhkan Ketahanan Keluarga” menjadi panduan dalam memperkuat keluarga sebagai benteng utama menghadapi perubahan zaman. Ia menyampaikan sejumlah inisiatif strategis yang telah dijalankan Wanita PUI, mulai dari kurikulum pranikah, pendidikan karakter sejak PAUD, hingga pelatihan keterampilan berbasis lingkungan di pesantren dan sekolah.
Seluruh program ini ditujukan untuk membentuk generasi muda yang tangguh secara moral dan sosial sejak dini, serta memperkuat peran keluarga dalam mencegah persoalan sosial yang lebih luas.***