Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul merupakan pusat kerajinan yang sudah berada sejak era Kerajaan Kediri (abad 11–13) dan mulai berkembang pesat pada 1950-an ketika pengusaha Tionghoa memperkenalkan pola motif dan memperbanyak alat tenun bukan mesin (ATBM). Saat ini, terdapat lebih dari 400 perajin mengoperasikan lebih dari 150 ATBM manual dan menjadikan tenun ikat sebagai usaha lokal yang mapan. Produk mereka telah menembus pasar regional (Jawa Timur) hingga nasional.
Saat ini, produk keluaran tidak lagi sebatas kain, tetapi telah berkembang menjadi produk fesyen aksesori seperti sarung, baju, dompet, tas, syal, sepatu, dan suvenir. Produk tenun Kediri sudah memasuki pasar Timur Tengah dan Singapura, tetapi mereka membutuhkan pemasaran global yang lebih luas.
Baca Juga: PT Semen Baturaja Raih Penghargaan Bergengsi, Bukti Transformasi Strategi yang Sukses
Desa wisata ini juga menyediakan paket wisata edukasi, atraksi budaya seperti Jaranan Unyil, homestay, serta suvenir kuliner lokal seperti tahu takwa dan teh biru bunga telang. Peran aktif Pemkot Kediri, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dan akademisi menghasilkan pelatihan peningkatan kualitas, penciptaan citra merek, dan strategi pemasaran.***