Dari Mana Asal-usul Kopi? Ketahui Penemunya dan Sejarah Masuk ke Indonesia

Sunardi
Jumat 24 Maret 2023, 13:34 WIB
Ilustrasi memetik biji kopi (Sumber : freepick.com)

Ilustrasi memetik biji kopi (Sumber : freepick.com)

Kopi yang ditanam oleh orang-orang Eropa di wilayah jajahan ini mampu menjadi sumber penghasilan yang besar. Seperti halnya tanaman kopi yang ditanam orang-orang Belanda sewaktu mengkoloni Pulau Jawa. Beberapa wilayah di Pulau Jawa dijadikan pusat perkebunan kopi. Orang-orang Eropa yang memanfaatkan daerah jajahan akhirnya menggeser domonasi monopoli kopi dari bangsa Arab.

Baca Juga: Menyelisik Sejarah Gurah, Menyelami Tradisi Pesantren

Kopi masuk Indonesia

Ilustrasi parfum mobil dari kopi

Kopi masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh orang Belanda pada tahun 1696. Namun, perjalanan kopi bisa tumbuh dan menyebar ke berbagai wilayah di Hindia Belanda tentu tidak mudah. Berbagai percobaan dan upaya penanaman yang dilakukan orang-orang kolonial Belanda menjadi cikal bakalnya.

Tepat pada tahun 1706, kopi dari daerah di Jawa bisa dipanen. Hasil panen tersebut langsung dikirim ke Belanda. Kopi yang ditanam di Jawa mendapat sukses besar. Pasalnya, kopi yang ditanam di Jawa memiliki kualitas yang sangat baik.

Perkebunan kopi yang dijalankan oleh orang-orang Eropa di daerah jajahan tak selamanya berjalan mulus. Salah satu rintangan dari perkebunan kopi ini adalah hama. Pada tahun 1878 terjadi sebuah tragedi di Hindia Belanda. Tahun tersebut banyak kebun kopi yang terserang penyakit karat daun. Beberapa kopi yang terserang adalah jenis arabika. Jenis kopi tersebut mudah terserang penyakit.

Maka, orang-orang kolonial Belanda mendatangan jenis kopi baru, yakni jenis liberika. Jenis kopi tersebut sama unggulnya dengan arabika di pasaran Eropa. Jenis kopi liberika digadang-gadang bisa lebih tahan terhadap penyakit.

Namun, nyatanya jenis kopi liberika tetap terkena penyakit karat daun. Akhirnya, pada tahun 1907 orang-orang Belanda mendatangkan jenis baru, yakni kopi robusta. Hingga kini, jenis kopi robusta masih banyak yang bertahan.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini