Beda Jenis Beda Pengobatan, Begini Cara Dokter Menangani Penderita Malaria

Zahwa Elia Azzahra
Rabu 15 Maret 2023, 02:58 WIB
Ilustrasi seseorang alami gejala malaria

Ilustrasi seseorang alami gejala malaria

HOEDHOED.COM - Penyakit yang melibatkan nyamuk sebagai media infeksinya disebut sebagai malaria. Meskipun sering dianggap sebagai DBD, namun nyatanya berbeda. Perbedaan yang paling terlihat adalah jenis nyamuk penyebabnya. Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina, sedangkan DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Gejala yang akan didapatkan oleh penderita pun tak 100 persen sama, apalagi soal pengobatan. Karena malaria memiliki 5 jenis yang berbeda, maka pengobatannya pun juga harus sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan gejala, dan kondisi pasien. Tingkat keparahan gejala ada dua macam yakni biasa dan berat.

Baca Juga: Murah dan Tersedia di Apotek, 4 Rekomendasi Obat Malaria

Untuk malaria biasa, tidak timbulnya komplikasi pada pasien hanya gejala-gejala utama saja. Umumnya, gejala malaria dengan tingkat ini bertahan selama 6-10 jam dan berulang setiap dua hari sekali. Sedangkan untuk malaria berat, penderita sangat berkemungkinan untuk mengalami komplikasi.

Pada kasus malaria berat, terjadi proses yang disebut dengan sekuestrasi, yaitu kondisi ketika darah menggumpal dan menyebabkan pembuluh darah menuju otak tersumbat. Di mana penyumbatan pembuluh darah otak berisiko menyebabkan komplikasi berupa stroke, kejang, asidosis (peningkatan kadar asam dalam tubuh), anemia berat dan penurunan kesadaran. Bahkan, penderita malaria berat berpotensi mengalami anemia serebral.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Menular Campak dan Gejalanya

Seperti yang sudah tertulis di atas mengutip rs-soewandhi.surabaya.go.id, pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria itu sendiri. Untuk pengobatan dengan jenis parasit Plasmodium vivax yang merupakan gejalanya cukup ringan, penderita akan diberikan obat dan diperbolehkan rawat jalan. Sedangkan untuk jenis malaria Plasmodium falciparum dengan gejala sedang, penderita mungkin akan dirawat di ruang nonICU rumah sakit. Dan untuk penderita dengan derajat gejala berat, penderita akan dirawat di ICU (Intensive Care Unit) dan diberikan obat melalui suntikan selama 24 jam pertama.

Baca Juga: Jangan Panik! Ini Kemungkinan Penyebab Telat Mens

Selain itu, untuk orang yang ingin berkunjung ke daerah endemic malaria di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah malaria. Sebelum pergi ketempat tersebut, seseorang harus meminum obat seminggu sebelumnya sampai 4 minggu setelah pulang. Tak hanya itu, dianjurkan pula, obat diminum setiap hari dan pada jam yang sama.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini