LABVIRAL.COM - Akses terhadap makanan bergizi dan peluang kerja yang layak masih menjadi dua persoalan besar yang saling berkaitan di banyak wilayah Indonesia. Ketika anak-anak tumbuh dalam kekurangan gizi, potensi masa depan bangsa ikut tergerus. Di saat yang sama, banyak keluarga, khususnya perempuan, masih kesulitan mencari sumber penghasilan yang stabil dan bermakna. Dari realitas inilah, sebuah gerakan sosial berbasis kolaborasi lahir di Kota Solo.
Ralali Group menggagas langkah strategis bersama para pemangku kepentingan di Solo untuk memperluas jangkauan Program Mitra Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG). Acara ini menghadirkan lebih dari 100 pengusaha lokal, dan mempertemukan peran kunci antara sektor swasta, pemerintah daerah, serta organisasi lokal - termasuk HIPMI Solo yang mendapat penugasan dari Walikota Solo untuk mendukung akselerasi kebutuhan dapur MBG.
“Dengan 30.000 dapur dan kurang lebih 50 tenaga kerja per dapur, kita dapat menciptakan 1,5 juta lapangan kerja. Ini adalah dampak langsung yang bisa kita rasakan dari program MBG,” ujar Jermia Eka Leksana, dari Divisi Kemitraan Percepatan Mitra MBG, Ralali Group.
Baca Juga: Ralali Food Dukung Ketangguhan Prajurit TNI dengan Makanan Bernutrisi
Solo sendiri menunjukkan kesiapan luar biasa. Saat ini terdapat lebih dari 400 lembaga PAUD, 230 SD, 80 SMP, serta 80 SMA/SMK aktif yang menjadi target penerima manfaat. Di sisi pendukung layanan kesehatan, terdapat 17 puskesmas dan sekitar 20 rumah sakit di lima kecamatan.
Belum lagi lebih dari 11.000 UMKM aktif dan 297 koperasi yang menjadikan Solo ekosistem subur bagi distribusi bahan pangan lokal. Namun, dari sisi penyediaan dapur MBG, baru sekitar 10% dari total kebutuhan yang terpenuhi. Diperlukan setidaknya 30 dapur tambahan untuk mengejar target jangka pendek.
Program Mitra Dapur MBG sendiri dirancang terbuka. Tidak hanya pelaku kuliner yang bisa terlibat. Mereka yang memiliki properti, modal, maupun komitmen sosial dapat bergabung dan menjadi bagian dari solusi. Dengan skema berbagi hasil yang transparan dan berbasis keberlanjutan, program ini menyentuh isu gizi, penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendukung target SDGs dan Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Program Pendidikan Semi-Militer Jabar Dinilai Minim Pemahaman Perlindungan Anak
“Dengan makanan bergizi, kita ikut berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui SDM yang unggul untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” tutup Jermia.