Pada 1912, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Indische Partij bersama Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker, partai nasionalis pertama yang memperjuangkan kemerdekaan, meski ditolak Belanda.
Setelah pengasingan, pada 1922 ia mendirikan Taman Siswa, lembaga pendidikan untuk pribumi yang menekankan nasionalisme dan kebebasan berpendapat.
“Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” menjadi trilogi filosofinya.
Filosofi tersebut menggambarkan peran pendidik sebagai teladan, penyemangat, dan pendukung.
Sebagai Menteri Pendidikan pertama RI pada 1950, Ki Hadjar Dewantara meletakkan dasar pendidikan nasional.
Baca Juga: Enam Tuntutan Buruh Disampaikan ke Presiden Prabowo pada May Day 2025
Ki Hadjar Dewantara wafat pada 26 April 1959, dianugerahi Doktor Honoris Causa dari UGM, dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional.
Hari kelahirannya, 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Nama Ki Hadjar Dewantara juga diabadikan sebagai nama kapal perang, uang kertas 1998, dan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta, untuk mengenang perjuangannya di sektor pendidikan berkeadilan dan cinta tanah air.***