LABVIRAL.COM - Bencana hidrometeorologi basah masih terjadi di berbagai daerah meski musim kemarau telah berlangsung. Berdasarkan laporan yang dihimpun oleh BNPB, kejadian banjir tercatat di sejumlah wilayah. Berikut ini perkembangan situasi hingga Jumat (20/6) pukul 07.00 WIB.
Banjir terjadi di Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, peristiwa ini dipicu oleh tingginya intensitas hujan yang disertai angin kencang dan petir pada hari Kamis (19/6) pukul 04.30 WIT.
Peristiwa yang terjadi di Kelurahan Ome Kecamatan Tidore Utara dan Kelurahan Tomalou Kecamatan Tidore Selatan ini menyebabkan tujuh kepala keluarga (KK) dan tujuh rumah terdampak.
Baca Juga: Kepala Sekolah Rakyat Didorong Jadi Pemimpin Perubahan Sosial Anak Bangsa
BPBD Kota Tidore Kepulauan terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa untuk lakukan penanganan dan bantuan terhadap warga terdampak.
Sementara itu banjir juga melanda wilayah Kabupaten Grobogan sejak Rabu dini hari, (18/6), akibat hujan dengan intensitas tinggi pada malam sebelumnya, kini menunjukkan perkembangan yang positif. Dua titik tanggul Kliteh yang jebol menyebabkan meluapnya air ke lahan persawahan dan pemukiman di Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu, serta Desa Rowosari, Kecamatan Gubug.
Sebanyak 110 Kepala Keluarga (232 jiwa) terpaksa mengungsi, dengan 25 KK mengungsi di Balai Desa Tanggirejo dan 85 KK lainnya di rumah saudara.
Baca Juga: Membangun Ketangguhan dari Celah Seismik: Pesan Prof. Ron Harris untuk Indonesia
Perkembangan penanganan banjir di area permukiman warga telah surut. Para pengungsi mulai melakukan pembersihan rumah pasca banjir, meskipun sebagian masih kembali ke lokasi pengungsian di Balai Desa menunggu kondisi benar-benar aman. Pembersihan fasilitas umum juga telah dimulai, termasuk di SDN 1 Tanggirejo yang dikerjakan oleh petugas gabungan bersama warga dan siswa setempat.
Penanganan darurat terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Grobogan yang berkoordinasi erat dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan berbagai unsur terkait. Tim melakukan asesmen, pendataan, serta distribusi logistik kepada warga terdampak.
Dapur umum yang didirikan di Balai Desa Tanggirejo tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Dukungan alat berat dari BBWS Pemali Juana serta pengerahan 15 unit pompa dari berbagai pihak untuk mempercepat proses penyedotan air di lokasi terdampak.
Baca Juga: Kemenag Tegaskan Catatan dalam Nota Diplomatik Dubes Saudi Sudah Tuntas Sebelum Puncak Haji
Selain itu, BPBD Grobogan melakukan evakuasi warga di Dusun Kedungwungu, distribusi bantuan logistik, dan pembersihan lumpur pasca banjir. Bantuan logistik tambahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah telah tiba dan didistribusikan secara merata.
Kebutuhan mendesak saat ini meliputi logistik untuk dapur umum, hygiene kit, matras, dan terpal guna mendukung pemulihan dan kenyamanan warga terdampak. Berbagai unsur seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, TNI, POLRI, komunitas relawan, dan SAR juga aktif terlibat dalam penanganan bencana ini.
Pemerintah Kabupaten Grobogan bersama seluruh pihak terkait terus berupaya memastikan proses pemulihan berjalan lancar dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta mengikuti informasi resmi dari instansi berwenang.
Baca Juga: Kemen PPPA Dorong Integrasi Gender dalam Perencanaan Strategis Kementerian dan Lembaga
Beralih ke Provinsi Banten, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan angin kencang terjadi di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Selasa (17/6) pukul 20.30 WIB. Akibat kejadian tersebut, delapan kelurahan dan lima kecamatan terdampak.
Kelurahan yang terdampak yaitu Kelurahan Jurangmangu Barat, Kelurahan Pondok Aren dan Kelurahan Pondok Kacang Timur yang berada di Kecamatan Pondok Aren, Kelurahan Pondok Ranji yang berada di Kecamatan Ciputat Timur, Kelurahan Pamulang Barat di Kecamatan Pamulang, Kelurahan Jombang dan Kelurahan Serua Indah di Kecamatan Ciputat dan Kelurahan Rawa Buntu yang berada di Kecamatan Serpong.
Sebanyak 530 Kepala Keluarga (KK) dan 530 rumah warga terdampak serta menyebabkan tiga akses jalan utama terganggu. BPBD Kota Tangerang Selatan terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan setempat dan monitoring di lokasi terdampak banjir.
Menyikapi sejumlah bencana yang terjadi, BNPB terus mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu siap siaga dan waspada. Meskipun memasuki musim kemarau, potensi bencana hidrometeorologi basah masih harus tetap perlu diwaspadai. Pantau informasi cuaca dan iklim dari laman resmi pemerintah.***
Sumber: BNPB