Untuk pengembangan diri, RAP menyediakan berbagai kelas keterampilan seperti kelas musik, menjahit, melukis, membatik, menari, kerajinan tangan, modelling, fotografi dan public speaking.
Bagi penyandang disabilitas yang memiliki minat olahraga, RAP juga menyediakan kelas yoga dan juga lapangan olahraga (floor ball). Dari sisi spiritual, RAP pun menyediakan mushala di mana anak-anak bisa mengikuti kelas mengaji.
Baca Juga: Safari Wukuf Dinilai Jadi Inovasi Inklusif dalam Haji 2025 oleh Komnas Disabilitas
Tak hanya kelas pengembangan diri, RAP juga menyediakan ruang dan fasilitas untuk praktik kehidupan dan memutar roda kehidupan keluarga disabilitas. Misalnya saja, anak-anak yang punya minat melukis dibimbing secara serius hingga hasil lukisan mereka yang indah dan menarik bisa terjual hingga jutaan rupiah. Ada juga keterampilan sablon di mana anak-anak bisa membuat berbagai produk seperti kaos dan totebag.
Kementerian Sosial sendiri sebelumnya telah memberikan bantuan berupa alat-alat dan bahan baku sablon kepada RAP di bawah Dinsos Surabaya pada tahun 2024. Alat tersebut pun dimanfaatkan dengan maksimal oleh anak-anak untuk menghasilkan produk sablon berkualitas.
Hasil sablon dan juga hasil karya keterampilan lain seperti kain batik dan handicraft pun salah satunya dijual di minimarket ramah disabilitas yang ada di lingkungan RAP tersebut.
Baca Juga: Gus Ipul Usulkan Presiden Prabowo Beri Motivasi Langsung untuk Guru dan Kepala Sekolah Rakyat
Agar kemandirian dan produktivitas anak-anak tersebut makin meningkat, kali ini Fatma bersama jajaran DWP menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa bantuan vokasional. Adapun bantuan yang diberikan melalui Sentra Prof. dr. Soeharso Surakarta adalah bantuan vokasional sablon, handicraft, musik, menjahit, melukis, membatik dan juga permainan edukasi. Adapun bantuan yang diberikan bernilai total Rp 31.695.000.
Menurut Fatma, sarana-prasarana dan layanan yang ada di RAP sudah menyerupai sentra-sentra Kemensos. Bahkan, ia menambahkan ada beberapa layanan yang belum ada di sentra seperti layanan akupunktur.
"RAP ini lengkap ya, ada konseling, berbagai macam terapi dan pelatihan sudah seperti miniatur sentra Kemensos. Bahkan di sini ada akupunkutur, di sentra belum ada. Kemensos bisa belajar dari RAP," imbuh Fatma.