LABVIRAL.COM – Kementerian Agama (Kemenag) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat layanan bagi pondok pesantren di seluruh Indonesia, meskipun di tengah tantangan efisiensi fiskal dan keterbatasan anggaran nasional.
Penegasan ini disampaikan langsung oleh Kepala Subdirektorat Muadalah dan Diniyah Formal Direktorat Pesantren Kemenag, Endi Suhendi Zen, dalam acara malam puncak Haul KH Salwa Yasin, KH Asror Hasan, dan KM. Adnan Amin Asror, sekaligus Haflah Imtihan ke-46 Pondok Pesantren Ketitang, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/6/2025).
“Pesantren telah lama berkontribusi besar bagi bangsa. Pemerintah sebagai khadimah (pelayan) umat ingin terus menghadirkan layanan terbaik. Soal anggaran bisa jadi lebih terbatas, tapi komitmen kami tidak berubah,” kata Endi dalam pidatonya.
Baca Juga: Pejabat Negara Kunjungi Rumah Galih, Simbol Harapan dari Sekolah Rakyat
Ia menjelaskan, sejauh ini baru sekitar 5.100 dari total 42.000 pesantren yang telah memperoleh bantuan inkubasi bisnis melalui Program Kemandirian Pesantren. Tahun ini pun hanya ditargetkan sekitar 1.000 tambahan pesantren yang bisa mendapatkan dukungan tersebut.
“Sebenarnya ingin lebih dari itu, tapi harus maklum bersama bahwa anggaran kami pun terbatas," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Endi juga mendorong pengelola pesantren agar lebih tertib dalam memperbarui dan melengkapi data kelembagaannya di sistem Kemenag. Ia menilai bahwa lemahnya pendataan menjadi salah satu hambatan serius dalam penyaluran bantuan dari negara.
Baca Juga: Menteri PPPA Serukan Penguatan UPTD PPA di Kabupaten Pati untuk Tangani Kasus Kekerasan
“Seringkali dana dari negara sulit dikucurkan ke pesantren hanya karena datanya tidak sinkron. Ini jadi tugas bersama, perkuat data agar bantuan mengalir lebih luas dan merata,” ujarnya.
Endi turut menyampaikan apresiasinya atas perkembangan Pondok Pesantren Ketitang yang dinilai telah mengalami kemajuan pesat dengan adanya fasilitas modern seperti studio podcast dan sanitasi yang memadai. Ia menekankan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan tertua yang telah lebih dulu hadir sebelum sistem pendidikan formal diperkenalkan di Indonesia.
“Pendidikan pesantren sudah ada jauh sebelum sistem pendidikan umum dikenalkan. Kita berhutang pada para kiai dan pesantren atas segala nilai keislaman, keilmuan, dan kemanusiaan yang mereka ajarkan,” tuturnya.
Baca Juga: Wamenhaj Arab Saudi Kunjungi Daker Makkah, Puji Koordinasi Penyelenggaraan Haji 2025
Malam Haul dan Haflah Imtihan ini juga menjadi simbol penghormatan atas jasa-jasa pesantren dalam menyebarkan ilmu dan membangun karakter bangsa sejak masa penjajahan. Endi menutup sambutannya dengan ajakan untuk terus membangun sinergi antara pesantren dan pemerintah.
“Kemenag siap berdiskusi dan bekerja sama. Kita tidak boleh lelah memperjuangkan kemajuan pesantren. Meski jalan terjal, nilai-nilai Islam yang diwariskan para kiai tak boleh padam,” pungkasnya.***