7 Penyebab Sakit Jantung, Faktor Keturunan dan Stres Masuk

Zahwa Elia Azzahra
Rabu 15 Maret 2023, 20:37 WIB
Ilustrasi serangan jantung. (Sumber : Pixabay.com/Pexels)

Ilustrasi serangan jantung. (Sumber : Pixabay.com/Pexels)

LABVIRAL.COM - Gangguan jantung menyerang siapa saja, baik pria atau wanita, tua maupun muda. Penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.

Berdasarkan laman P2PTM Kemenkes RI, penyakit jantung adalah gangguan pada fungsi jantung. Hal ini bisa berupa tersumbatnya pembuluh darah karena penyempitan. Sumbatan ini bermacam-macam, antara lain yakni plak, sobekan dinding jantung, kolesterol, bekuan darah dan lain sebagainya.

Lalu, kenapa seseorang bisa sakit jantung? Berikut beberapa faktor penyebabnya; 

Baca Juga: Jenis-jenis Ketombe yang Bikin Kepala Gatal

Keturunan 

Berdasarkan laman American Heart Association, riwayat keluarga menjadi faktor risiko penyebab penyakit jantung yang tak dapat dihindari. 

Penting bagi seseorang mengetahui, apakah ayah, ibu, kakek, nenek, atau saudaranya pernah menderita penyakit gangguan jantung. 

Jika seseorang memiliki riwayat keluarga pernah alami penyakit jantung, ini tak bisa menangkal hal tersebut. Ini berarti, harus menurunkan risiko terkena penyakit jantung dengan melakukan pola hidup sehat atau meminimalisir faktor risiko yang masih bisa dihindari.

Baca Juga: Mengenal Telur Kutu Rambut dan Cara Mudah Membasminya

Usia

Dikutip dari laman Healthline oleh Labviral.com, faktor seseorang bisa kena penyakit jantung meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 

Pada umumnya, risiko penyakit jantung lebih besar terjadi pada usia seseorang telah mencapai 40 tahun. Sebab, semakin bertambahnya usia, semakin tua pula usia pembuluh darah. 

Pembuluh darah yang  bertambah tua mengalami penurunan fungsi, terutama dalam menampung dan pemompaan darah dari jantung. 

Baca Juga: Modal Kecil Untung Besar, Berikut 6 Bisnis yang Cocok untuk Pekerja Kantoran

Kolesterol jahat

Tingginya kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. 

Ini dikarenakan kolesterol jahat dalam darah akan menumpuk di dinding arteri dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan plak. Akibatnya membuat arteri kaku dan pembuluh darah makin menyempit hingga tersumbat.

Baca Juga: Warga Jakarta Ayo Baca! Kemacetan Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Otak

Plak pada jantung 

Plak pada jantung merupakan campuran  lemak, kalsium, kolesterol dan produk buangan lainnya dari sel tubuh.

Campuran ini bisa menempel di dinding pembuluh darah, sehingga membuat pembuluh darah tersumbat dan menyempit, bahkan lama-lama tertutup. 

Sebenarnya, menghilangkan plak menumpuk di pembuluh darah sangat sulit. Oleh karena itu, sebelum makin banyak plak yang terbentuk, lebih baik menjaga agar tak tidak semakin banyak terbentuk di pembuluh darah.

Baca Juga: Ingin Ilmu Makin Berkah? Yuk, Amalkan Doa Sebelum dan Sesudah Belajar Ini

Robeknya pembuluh darah

Dikutip dari laman Heart.org oleh Labviral.com, pembuluh darah arteri koroner yang robek dikenal dengan diseksi arteri koroner spontan. Robeknya dinding pembuluh darah arteri yang tidak berkaitan dengan trauma atau alat dari tindakan medis.

Robeknya dinding secara tiba-tiba berasal gangguan pada saluran arteri terdalam (lumen), yang menyebabkan darah mengisi lapisan arteri bagian dalam dan luar sehingga terjadi penumpukan darah yang juga menyebabkan sumbatan pada saluran arteri. Ini bisa menyebabkan tekanan pada lumen menghambat aliran darah ke jantung.

Akibatnya, otot jantung menjadi lebih lemah dalam waktu dekat, dapat menimbulkan serangan jantung, aritmia, dan kematian mendadak

Baca Juga: Bahaya Kurang Tidur pada Remaja, Multiple Sclerosis Mengancamu!

Obesitas 

Obesitas memengaruhi kadar lipid plasma yang memperberat proses aterosklerosis. Perlu diketahui, aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh  arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah.

Stres 

Berdasarkan laman Medical News Today, stres terus menerus dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini disebabkan tingginya produksi hormon andrenalin disertai zat katekolamin di dalam tubuh.

Semoga bermanfaat. 

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini