Gerak Cepat Pemerintah Pusat Siapkan Solusi bagi Korban Pergerakan Tanah di Purwakarta

Aryafdillahi HS
Jumat 20 Juni 2025, 15:41 WIB
Sinergi Pemerintah Pusat Tangani Kejadian Pergerakan Tanah di Purwakarta (Sumber : Dok. BNPB)

Sinergi Pemerintah Pusat Tangani Kejadian Pergerakan Tanah di Purwakarta (Sumber : Dok. BNPB)

"Sudah ada dua opsi relokasi yakni terpusat atau mandiri. Masyarakat akan dilayani (relokasinya) sesuai dengan keinginannya. BPBD yang akan melakukan pendataan warga," terang Suharyanto.

Suharyanto juga menjelaskan bahwa lahan untuk relokasi terpusat tengah disiapkan oleh Pemkab Purwakarta dan Pemprov Jawa Barat melalui permohonan resmi kepada Perhutani. Bagi warga yang memilih relokasi mandiri, mereka dapat menggunakan lahan pribadi asalkan telah dinyatakan aman oleh Badan Geologi.

Baca Juga: KUA Jadi Motor Penguatan Keluarga, Kemenag Latih 100 Kepala KUA Susun Strategi Nasional

"Kalau masyarakat ingin relokasi mandiri, tunjukkan tanahnya, jika asesmen Badan Geologi menyatakan lahannya aman, maka pemerintah akan segera bangunkan rumahnya. Mudah-mudahan proses ini bisa lebih cepat," pungkas Suharyanto.

Pemerintah juga berkomitmen membangun infrastruktur pendukung di lokasi relokasi, termasuk jalan dan jembatan yang akan didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan BNPB.

Hasil Kajian Geologi: Ancaman Semakin Meluas

Data Badan Geologi menunjukkan pergerakan tanah di wilayah ini terjadi berulang, yakni pada Rabu (23/4), Senin (19/5), dan Kamis (12/6), setelah kejadian awal pada Minggu (20/4). Penyebab utama pergerakan tanah ini adalah jenis tanah lapisan pasir tufaan yang sangat berpori dan mudah lepas, yang menutupi lapisan serpih kedap air dan plastis saat jenuh air.

Baca Juga: Kondisi Bencana di Tanah Air: Banjir, Erupsi, dan Karhutla per 19 Juni 2025

Kondisi tersebut diperparah dengan curah hujan tinggi, kemiringan lereng yang curam, sistem drainase yang buruk, serta vegetasi yang tidak mampu menahan kestabilan tanah. Tanah jenis ini berpotensi retak dan ambles ketika tekanan pori meningkat akibat akumulasi air hujan.

Kepala PVMBG Hadi Wijaya menjelaskan bahwa area risiko tinggi pergerakan tanah di kawasan tersebut telah meluas dari 2 hektare menjadi 10 hektare. Area paling berisiko meliputi sisi barat daya seluas 4 hektare dan timur laut seluas 6 hektare. Meski begitu, Tol Cipularang yang berada tak jauh dari lokasi bencana dinyatakan relatif aman dari dampak gerakan tanah ini.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini