LABVIRAL.COM - Sejumlah bencana hidrometeorologi basah dilaporkan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia meskipun saat ini telah memasuki musim kemarau. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah kejadian tanah longsor dan angin kencang terutama di wilayah Indonesia bagian timur hingga Senin (23/6) pagi.
Pada Minggu (22/6), angin puting beliung menerjang Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pascahujan lebat di daerah tersebut. Peristiwa ini menyebabkan enam rumah rusak berat. Tujuh kepala keluarga terdampak.
BPBD Kabupaten Luwu berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk upaya penanganan darurat dan melakukan asesmen di lapangan.
Baca Juga: BAZNAS Gunakan AI untuk Pererat Hubungan Spiritual dengan Donatur
Sebelumnya, Pada Sabtu (21/6) hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan longsor di beberapa titik di Kota Ternate, Maluku Utara. Lokasi terdampak berada di Kelurahan Sasa, Gambesi, Tabona (Kecamatan Ternate Selatan) dan Kelurahan Tanah Masjid di Kecamatan Ternate Tengah.
Akibat kejadian ini sebanyak 12 kepala keluarga sempat mengungsi. Empat kepala keluarga mengungsi di Kantor Basarnas dan delapan kepala keluarga lainnya mengungsi mandiri ke rumah kerabat. Pada hari Minggu (22/6) pengungsi di Kantor Basarnas sudah kembali ke rumah masing-masing.
BPBD Kota Ternate mencatat kerugian materil berupa satu unit rumah rusak berat, tiga unit rumah rusak sedang, satu unit rumah rusak ringan, dan tiga talud pengaman sungai rusak berat.
Baca Juga: Kemensos Siap Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor Halmahera Selatan
Peristiwa tanah longsor juga melanda Desa Tirtanagaya di Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu (21/6) sore. Tujuh orang yang sedang berteduh di sebuah gubuk dilaporkan hilang. Korban diduga tertimbun material longsor. Pencarian korban hilang dilanjutkan pada hari ini.
Tim Penanganan Darurat BNPB bergerak ke lokasi pada Senin (23/6) pagi guna melakukan pendampingan.
Beralih ke Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. Hujan deras disertai angin kencang melanda Desa Saipolo di Kecamatan Cempa pada Jumat (20/6). Sebanyak 32 jiwa dari 10 KK terdampak kejadian ini.
Baca Juga: Banjir Bandang Pohuwato, Kemensos Kirim Bantuan dan Pastikan Negara Hadir
BPBD Kabupaten Pinrang mendata tujuh unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak ringan, dan satu unit rumah rusak sedang.
Tujuh kepala keluarga yang rumahnya rusak berat untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman. Lima kepala keluarga mengungsi di rumah kerabat terdekat dan dua kepala keluarga mengungsi di tenda darurat BPBD. Tim gabungan bersama warga melakukan gotong royong untuk pemindahan barang dari rumah roboh dan pembersihan material rusak.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode musim kemarau saat ini. Antisipasi dini dapat dilakukan dari lingkup rumah tangga seperti membersihkan saluran air, memeriksa kekuatan atap, memangkas pepohonan yang rawan tumbang, serta menyusun rencana evakuasi bersama keluarga sangat penting untuk mengurangi risiko bencana.
Masyarakat hendaknya mengikuti perkembangan cuaca harian yang dikeluarkan oleh instansi terkait dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan.***