Mau Coba Tarik Benang karena Kurang Mancung? Ini Prosedur dan Efek Sampingnya

Zahwa Elia Azzahra
Kamis 23 Maret 2023, 01:27 WIB
Ilustrasi, tarik benang di hidung

Ilustrasi, tarik benang di hidung

LABVIRAL.COM - Rasa tidak percaya diri sering kali menyelimuti kehidupan sehari-hari. Sebab adanya ejekan-ejekan seperti kurus kurang gizi, hidung pesek, gendut dan sebagainya. Walaupun nyeleneh, sebagian orang merasa sedih dan membangkitkan rasa insecure yang ada di dalam dirinya.

Seiring berkembangnya teknologi, hadirlah prosedur-prosedur kecantikan yang mampu merubah bentuk baik badan, alat kelamin, bahkan wajah. Selain operasi plastik, ada beberapa prosedur tanpa operasi yang dapat dipilih, salah satunya tarik benang. Perubahan pada wajah yang banyak sekali wanita inginkan adalah merubah bagian hidung. Tarik benang hidung adalah prosedur mengubah bentuk, posisi, dan sudut hidung seseorang tanpa perlu melakukan operasi.

Baca Juga: Sebaiknya Mencuci Wajah Berapa Kali Sehari? Ini Saran Ahli

Prosedur tarik benang dilakukan dengan menggunakan benang polydioxanone (PDO) yang bisa diserap sepenuhnya oleh tubuh manusia. Diketahui, saat melakukan tarik benang hidung tak membutuhkan waktu lama dan juga tidak terlalu menyakitkan. Dilansir dari pyfahealth.com, ada beberapa prosedur yang akan dilakukan oleh dokter.

Langkah pertama, dokter akan mengaplikasikan anestesi lokal di area hidung sebelum prosedur dimulai. Kemudian, dokter akan menempatkan benang di sepanjang jembatan hidung (nasal bridge) dan septum (dinding yang membagi rongga hidung menjadi dua).

Baca Juga: Keren! Ada Lipstik Buah yang Mampu Melindungi Bibir dari Virus dan Bakteri

Pemasangan benang tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai proyeksi bentuk hidung setelah melakukan tarik benang hidung. Benang akan ditempatkan di bawah permukaan kulit untuk membuat jembatan hidung lebih tinggi. Dengan itu, hasil akan terlihat lebih menawan dibanding sebelumnya. Biaya tarik benang di hidung sendiri yang semula Rp2 juta tahun 2019 hingga 2020, naik drastis menjadi Rp5,7 juta hingga Rp8 juta tahun 2022.

Walaupun relatif aman, tarik benang masih mengandung potensi risiko. Dilansir Healthline, sebanyak 15 sampai 20 persen prosedur tarik benang mengalami komplikasi minor. Potensi risiko yang akan muncul di antaranya:

  • jahitan yang terlihat, terutama pada bagian kulit yang tipis
  • rasa sakit
  • lebam pada wajah
  • infeksi
  • benang yang putus
  • penumpukan darah (hematoma)
  • inflamasi
  • meninggalkan bekas
  • cedera kelenjar ludah

Risiko-risiko ini dapat muncul setelah prosedur berlangsung. Kesalahan seperti penempatan benang yang tidak tepat, alat tidak steril, serta kurangnya pengalaman dokter dapat menyebabkan munculnya potensi risiko yang tidak diinginkan. Untuk itu perlu melakukan riset terlebih dahulu kepada dokter bedah terpercaya.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Berita Terkait Berita Terkini