LABVIRAL.COM – Pemerintah pusat resmi memutuskan untuk merelokasi para korban bencana tanah longsor dan gerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dalam proses relokasi ini, Kementerian Sosial akan menyalurkan bantuan untuk pembangunan rumah bagi warga terdampak.
Keputusan ini diambil setelah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno meninjau langsung lokasi bencana bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Kepala PVMBG Hadi Wijaya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, dan sejumlah pihak terkait pada Kamis (19/6/2025).
"Perlu dilakukan relokasi tempat tinggal karena menurut keadaan geologi tidak lagi aman ditempati. Tidak ada pembangunan hunian sementara, langsung nantinya menjadi hunian tetap. Selain relokasi rumah, kita juga relokasi fasilitas umum, terutama jalan," kata Pratikno saat berada di posko pengungsian Gedung Serbaguna Desa Pasirmunjul.
Untuk menentukan lokasi relokasi, PVMBG akan menetapkan zona aman yang akan menjadi acuan, baik relokasi terpusat maupun mandiri.
Kepala PVMBG Hadi Wijaya menegaskan bahwa keputusan relokasi sudah sangat tepat mengingat luas gerakan tanah kini berkembang cukup besar. "Sementara sudah final, jadi dari 2 hektare menjadi 10 hektare. Harus direlokasi sepenuhnya," katanya.
Usai meninjau lokasi, Pratikno menyebutkan bahwa mayoritas warga terdampak saat ini mengungsi secara mandiri ke rumah kerabat. Meski demikian, kebutuhan dasar tetap dipenuhi melalui koordinasi BNPB, Kemensos, dan Pemda setempat.
Baca Juga: KUA Jadi Motor Penguatan Keluarga, Kemenag Latih 100 Kepala KUA Susun Strategi Nasional
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memastikan bahwa relokasi dapat dilakukan secara mandiri atau terpusat, tergantung kesiapan lahan yang dinyatakan aman oleh Badan Geologi. "Kalau mereka menginginkan relokasi mandiri tunjukkan tanahnya, tanahnya aman dari Badan Geologi, maka kita segera akan bangun. Jadi mudah-mudahan proses ini bisa lebih cepat," kata Suharyanto.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa pihaknya akan terlibat dalam pemulihan pascabencana, khususnya pembangunan rumah. "Rusak berat kita akan membantu sekitar Rp 20 juta, rusak sedang Rp 10 juta. Yang ringan sekitar Rp1 juta- Rp5 juta," ujar Agus Jabo.
Ia menambahkan, setelah rumah terbangun, Kemensos juga akan memberikan bantuan perlengkapan senilai Rp 3 juta per unit. "Jadi Kemensos akan terlibat aktif dalam proses pembangunan rumah termasuk isiannya," ujarnya.
Baca Juga: Ribuan Korban Erupsi Lewotobi Dapat Dukungan Dapur Umum dan Logistik dari Kemensos
Di sisi lain, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti menyatakan pihaknya siap membangun infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan pengganti untuk memulihkan konektivitas warga.
Bantuan tahap pertama dari Kemensos senilai Rp 21,6 juta telah disalurkan dan terdiri dari 13 paket kidsware, 30 lembar selimut, 5 terpal, serta 1 paket penjernih air. Bantuan tahap kedua menyusul dengan nilai Rp 233,3 juta yang mencakup dapur umum, tenda keluarga dan gulung, kasur, makanan siap saji, lauk pauk, sandang dewasa dan anak, family kit, serta selimut. Total bantuan logistik darurat yang sudah diberikan mencapai Rp 254,9 juta, ditambah 100 paket sembako senilai Rp 21 juta.
Tercatat 69 rumah mengalami kerusakan berat akibat bencana. Sebanyak 83 KK atau 256 jiwa kini mengungsi, dengan 47 KK berada di rumah kerabat dan 36 KK di Gedung Serbaguna Desa Pasirmunjul.
Baca Juga: Kondisi Bencana di Tanah Air: Banjir, Erupsi, dan Karhutla per 19 Juni 2025
Hasanah (41), salah satu pengungsi dari Kampung Sukamulya, menyatakan rasa syukurnya karena telah mendapat tempat yang aman. "Alhamdulillah, tenang sekarang di sini. (Fasilitas) air dan permakanan lancar. Terima kasih atas kunjungan dan bantuannya, mudah-mudahan cepat direlokasi, pindah ke tempat yang layak," katanya.
Bencana tanah longsor ini pertama kali terjadi pada Minggu, 20 April 2025 dan kembali terjadi pada 13 Juni akibat curah hujan tinggi, lereng curam tanpa vegetasi memadai, serta buruknya sistem drainase. Lokasi terdampak mencakup Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya, yang masuk dalam zona kerentanan gerakan tanah kategori menengah.***