Diare Pada Bayi dan Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Cepat Menanganinya Tanpa Obat

Bonifasius Sedu Beribe
Selasa 27 Juni 2023, 02:12 WIB
Diare Pada Bayi dan Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Cepat Menanganinya Tanpa Obat (FOTO: Freepik.com)

Diare Pada Bayi dan Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Cepat Menanganinya Tanpa Obat (FOTO: Freepik.com)

LABVIRAL.COM - Apa itu diare? Pertanyaan tersebut banyak dilontarkan masyarakat Indonesia di mesin pencarian Google.

Diare adalah penyakit pencernaan yang membuat penderitanya kerap buang air besar dengan tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair.

Dilansir dari kanal YouTube Saddam Ismail, berikut penyebab diare yang paling sering dialami:

* Infeksi bakteri

Penyebab diare paling sering muncul karena kurangnya higienitas seseorang, atau bisa juga dari makanan yang kurang matang saat dimasak. Baik itu daging, ikan, hingga sayur-sayuran. Adapun jenis pada bateri tersebut.

  1. Salmonella

Bakteri salmonella bisa menyebabkan keracunan. Bakteri jenis ini biasanya ada pada makanan yang sudah terkontaminasi seperti sayuran yang tidak dicuci dengan bersih.

  1. E-colli

Bakteri e-colli juga bisa ditemukan pada makanan yang sudah terkontaminasi atau bisa juga tenda kalau kita kurang menjaga kehigienitas tubuh seperti tidak pernah mencuci tangan sesudah atau sebelum makan.

  1. Shigella

Bakteri shigella ini mampu menyebabkan peradangan pada usus sehingga mengakibatkan diare.

  1. Campylobacter

Bakteri campylobacter biasanya hadir pada unggas, unggas yang sudah terkontaminasi ditambah cara memasaknya kurang matang akhirnya menyebabkan diare.

  1. Vibrio Cholerae

Bakteri cholerae ini kerap disebut sebagai penyakit kolera. Penderita sakit kolera biasanya memiliki ciri sering BAB dan berbentuk cair.

Baca Juga: Apa Itu Diare? Penyebabnya Bakteri hingga Konsumsi Obat-obatan

* Infeksi virus

Penyebab diare lainnya disebabkan oleh virus. Ada dua virus yang paling sering menyebabkan diare yakni rotavirus dan norovirus. Cara penularannya pun hampir sama dengan infeksi bakteri, seperti kurangnya higienitas, dan tertular dari makanan yang sudah terkontaminasi.

* Parasit dan jamur

Kembali lagi, jika higenitas buruk, santitasi buruk, lingkungannya buruk, maka tidak menutup kemungkinan seseorang terkena parasite dan juga jamur yang menyebabkan diare. Cara penyebarannya melalui makanan atau minuman yang kita konsumsi.

* Obat-obatan tertentu

Semisal, kamu sedang mengonsumi obat tertentu bisa menjadi penyebab diare. Sebab, tugas obat adalah membunuh bakteri, namun apabila bakteri baiknya ikut terganggu maka akan menyebabkan diare.

Penyebab Diare pada Bayi Menurut Dokter

Melansir kanal YouTube Gue Sehat, dokter spesialis anak dr. Lucia Nauli Simbolon, SpA menjelaskan bahwa diare pada bayi atau anak ditandai adanya perubahan feses yang lebih encer dari biasanya dan BAB lebih dari 3 kali sehari.

Diare bisa disebabkan oleh gastroenteritis dan infeksi usus akibat hinggapnya virus, bakteri dan parasit pada kesehatan bayi.

Keracunan makanan juga bisa menjadi penyebab diare pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI. Meskipun sehat, namun apabila si kecil mengonsumsi terlalu banyak jus buah juga bisa menyebabkan diare pada bayi.

Baca Juga: Catat Bunda! Ini Penyebab Diare pada Bayi, Jangan Disepelekan!

Catat bun! Bayi yang sudah mengonsumsi MPASI dan sedang mengalami diare harus menghindari makanan berserat tinggi, berminyak, mengandung banyak gula, dan susu sapi. Makanan dan minuman tersebut bisa memperburuk gejala diare.

Selain itu, bunda harus lebih ekstra menjaga si kecil. Jangan sampai si kecil mengulum benda-benda kotor. Bunda juga wajib memperhatikan lingkungan di sekitar bayi, pastikan higienis.

Terakhir, bunda harus segera mengganti popok setelah bayi BAB.  Jangan sampai masalah baru muncul, yakni ruam pada selangkangan dan bokong karena lembab. Minimal, ganti popok bayi 4 jam sekali.

Gejala Diare Pada Bayi yang Harus Diwaspadai Orang Tua

Sebagian orang tua akan merasa khawatir ketika sang buah hati mengalami diare. Diare sendiri sebenarnya adalah salah satu masalah pencernaan yang umum terjadi. Namun, diare pada bayi harus cepat dikenali dan ditangani dengan sigap.

Masalah buang air dapat menjadi bahaya karena bayi sangat rentan mengalami dehidrasi dan berakibat fatal baginya. Mengutip kanal YouTube Rebecca Nathalia, Adapun gejala atau perubahan warna feses yang perlu orang tua waspadai ketika anak mengalami diare. Yuk simak!

Untuk mendeteksi apakah si bayi mengalami diare, bisa dilihat dari perubahan tekstur dan warna fesesnya. Namun, meskipun tidak terkena diare, bayi yang mengonsumsi ASI juga dapat menghasilkan feses yang lebih cair. Untuk itu, sebagai orang tua perlu berhati-hati dalam membedakan feses pada bayi diare dan bayi yang mengonsumsi ASI.

  • Hijau kehitaman atau disebut juga mekonium merupakan tinja yang muncul ketika bayi baru lahir.
  • Cokelat muda atau cokelat kekuningan merupakan warna tinja bayi yang mengonsumsi susu formula.
  • Hijau kecokelatan merupakan warna tinja yang umum pada bayi berusia sekitar 5 hari, namun apabila konsistensinya lebih encer adalah tanda kalau bayi terkena diare.
  • Kuning kehijauan merupakan warna tinja bayi yang setelah lahir mengonsumsi ASI.
  • Cokelat pekat merupakan warna tinja bayi yang sudah mengonsumsi makanan padat.

Baca Juga: Orang Tua Harus Waspada! Simak Gejala Diare Pada Bayi

Tanda atau gejala yang perlu diwaspadi orang tua, mulai dari bayi menjadi lebih rewel dan disertai muntah-muntah. Setelah itu si kecil menjadi lebih lesu dibanding biasanya. Feses yang dikeluarkan pun berwarna hijau kecoklatan, bahkan hitam atau putih.

Gejala lainnya juga bisa terjadi seperti BAB yang berdarah atau bernanah. Dikehatui, diare bisa menyebabkan tubuh bayi banyak kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat memicu dehidrasi. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi.

Sebab, angka kematian bayi dan balita akibat diare masih tergolong tinggi. Di seluruh dunia, sekitar 525.000 bayi dan balita meninggal karena diare setiap tahunnya. Bahkan di Indonesia sendiri, persentase kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi, yaitu sekitar 25–30%.

Diare pada bayi (FOTO: Freepik.com)Diare pada bayi (FOTO: Freepik.com)

6 Tips Tangani Bayi Diare dengan Cepat

Bayi mengalami diare memang kadang membuat panik. Terlebih bagi bunda yang baru memiliki anak.

Mulai sekarang, bunda jangan panik lagi. Memahami tentang diare pada bayi merupakan langkah yang tepat. Bunda jadi paham cara menangani si kecil yang mengalami diare.

Bunda siapkan catatan ya, diare sangat wajar terjadi pada bayi. Diare ditandai dengan fases yang cair sehingga kerap kali menyebabkan popok si kecil rembes. Masalah pencernaan ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, diare pada bayi juga tidak dapat disepelekan. Bayi tetap perlu mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang cukup selama diare. Hal tersebut guna menjaga hidrasi pada tubuhnya. Ada beberapa cara mengatasi diare pada bayi.

Berikut tips cara menangani diare pada bayi dari Labviral.com dilansir dari video yang tayang di channel Youtube Bloom Edukasi:

  1. Berikan ASI

Bunda harus memberikan ASI secara teratur. Sebab, ASI mengandung nutrisi dan menjadi pengganti cairan dan nutrisi yang hilang selama bayi sering BAB. ASI juga bisa melawan bakteri atau virus penyebab diare karena mengandungg antibodi.

  1. Cairan oralit

Memberikan cairan oralit juga bisa menjadi salah satu cara mengatasi diare pada bayi. Hal itu guna menggantikan garam pada tubuh bayi yang hilang saat mengalami diare.

  1. Makanan mudah dicerna

Untuk bayi yang sudah berusia di atas 6 bulan dan sudah bisa mengonsumsi MPASI, maka sangat penting untuk memberikan makanan yang lunak. Sebagai contoh, bunda bisa memberikan pisang yang dihaluskan, bubur, atau saus apel sampai diare berhenti. Makanan-makanan ini bisa menjadi pengganti nutrisi dan cairan yang hilang akibat diare.

  1. Berikan suplemen

Memberikan suplemen pada bayi sama pentingnya dengan orang dewasa, salah satunya adalah suplemen zinc. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah melakukan penelitian bahwa suplemen zinc yang dikonsumsi selama 10-14 hari dapat menyembuhkan diare pada bayi.

Namun, bunda harus memperhatikan dosisnya ya, pemberian suplemen zinc pada bayi di bawah 6 bulan sekitar 10 mg per hari. Sedangkan, pada balita 20 mg per hari.

  1. Rajin mengganti popok

Bayi yang mengalami diare akan sering buang air besar dengan jumlah yang lebih banyak dibanding biasanya.. Untuk itu, sangat penting bunda sering mengganti popoknya. Lalu, bersihkan juga area pantat menggunakan air bersih. Jika sudah dibersihkan, tunggu sampai area pantat bayi kering dengan sempurna. Selanjutnya, gunakan krim pelembap untuk melembapkan kulitnya.

  1. Pijat gusi

Salah satu penyebab diare terkadang adalah karena si buah hati merasakan sakit ketika tumbuh gigi. Dalam kasus ini, bunda bisa memberikan mainan yang aman untuk dikunyak bayi. Atau bunda juga bisa memijat gusi bayi dengan jari-jari untuk meringankan rasa sakit tersebut.

Baca Juga: Jangan Panik Bunda! Ini 6 Tips Tangani Bayi Diare

Makanan yang Jangan Diberikan pada Bayi yang Sedang Diare

Saat sakit diare, bayi akan merasakan mulas yang dibarengi dengan dorongan untuk buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Umumnya, penyebab diare disebabkan adanya infeksi pada sistem pencernaan akibat makan makanan yang tidak terjamin kebersihannya. Sebagai salah satu cara mengatasi diare adalah, bunda harus ekstra hati-hati dalam memilih makanan untuk dikonsumsi.

Baik itu yang dianjurkan atau yang tidak dianjurkan, karena apabila bunda salah memilih makanan, akan mengakibatkan diare yang lebih parah. Yuk, simak makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita diare, dikutip Labviral.com dari kanal YouTube Sehat Secara Alami:

Produk susu

Ketika diare, kamu harus menghindari produk susu dan olahannya untuk sementara waktu selain yogurt. Pada saat kamu mengalami diare, usus kesulitan untuk bisa menghasilkan enzim laktase, enzim yang dibutuhkan tubuh untuk bisa mencerna laktosa atau gula di dalam susu. JIka tidak tercerna, dampaknya akan terjadi kondisi seperti perut kembung, mual hingga diare yang kondisinya lebih parah. Maka dari itu kamu perlu menghindari produk susu untuk sementara sampai diare sembuh.

Pemanis buatan

Pemanis buatan dipercaya sebagai obat pencahar pada system pencernaan. Jika kamu sedang mengalami diare, sebaiknya kamu hindarkan memakan makanan manis seperti, permen, permen karet, minuman ringan, semua yang mengandung pemanis buatan tersebut. Sebab mengonsumsi gula buatan bisa menyebabkan usus lebih banyak memproduksi air sebagai pemicu diare.

Makanan berlemak

Makanan yang harus dihindari lainnya ketika mengalami diare yaitu makanan yang berminyak dan berlemak, seperti gorengan, makanan mengandung krim, fast food, daging berlemak, serta makanan yang dibuat dengan campuran saus akan memperparah diare.  Makanan berlemak tinggi dapat mempercepat kontraksi usus. Hal ini bisa memicu reaksi pada sistem pencernaan yang sudah sensitif. Diare pun menjadi semakin parah. Jika sudah begini, sebaiknya kamu segera mengonsumsi pisang, roti, nasi dan kentang rebus untuk memperbaikinya.

Makanan berserat

Saat mengalami diare, makanan tinggi serat tidaklah dianjurkan. Meskipun sebelum diare, kamu disarankan untuk memperbanyak mengonsumsi makanan tinggi serat, namun hal tersebut tidak berlaku pada kamu yang sedang mengalami diare karena dapat memperburuk diare.

Sayuran yang mengandung tinggi serat seperti brokoli, kembang kol, jagung atau buah-buahan dengan kulit yang mengandung serat tidak dapat dicerna dengan baik. Beberapa sayuran juga akan meningkatkan gas di usus dan membuat diare menjadi lebih parah.

Baca Juga: 5 Langkah Menghentikan Diare Tanpa Obat

Makanan yang Dianjurkan untuk Diberikan pada Bayi yang Sedang Diare

Pada umumnya diare terjadi akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.  Maka dari itu sangat penting memilah milih makanan, apalagi ketika kamu terkena diare.

Salah memilih makanan bisa menyebabkan penyakit diare lebih parah. Karena diare yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika tidak ditangani dengan tepat.

Berikut beberapa rekomendasi makanan yang dianjurkan saat diare, dikutip dari kanal YouTube dr. Suci Nasir. Dokter spesialis penyakit dalam dr. Suci Arianti, memberikan tips untuk kamu yang sedang alami diare dengan 3 jenis makanan paling cepat sembuh. Yuk simak!

Diare pada bayi (FOTO: Freepik.com)Diare pada bayi (FOTO: Freepik.com)

Makanan hambar

Saat mengalami diare tapi kita tetap mengonsumsi makanan yang complex, terlalu berbumbu atau terlalu pedas justru akan mengiritasi usus. Bahkan bisa menyebabkan diare menjadi lebih parah. Jadi maksud dari mengonsumsi makanan yang hambar, adalah berupa pisang karena mengandung banyak kalium sehingga mampu memperbaiki fases yang cair sebagai pengganti elektrolit.

Selain pisang, ada juga cereal, roti putih atau roti yang tidak menggunakan topping seperti coklat, keju, susu dan sebagainya. Makanan hambar lainnya adalah kentang rebus dan nasi. Untuk jumlah, sebaiknya sedikit-sedikit tapi sering, hal itu berguna untuk memenuhi kebutuhan energi dalam tubuh yang keluar akibat diare.

Makanan dengan kandungan probiotik

Makanan dengan kandungan probiotik mampu memperbaiki masalah kesehatan seperti yogurt dan kefir. Dalam hal ini, kandungan probiotik berperan untuk meningkatkan bakteri baik dalam usus. Sehingga probiotik bermanfaat untuk memperbaiki fungsi usus dalam menyerap cairan.

Makanan berkuah

Diare membuat penderitanya sering BAB. Hal ini dapat menyebabkan cairan tubuh ikut terkuras. Akibatnya, kamu bisa berisiko mengalami dehidrasi. Untuk itu, pilihlah makanan berkuah, seperti sup ayam, yang dapat membantu kamu mencukupi kebutuhan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi.

Sup kaldu atau sup ayam ini berfungsi sebagai pengganti cairan elektrolit. Meski begitu, air putih tetap penting bagi penderita diare. Kamu juga bisa menggantinya dengan air kelapa karena memiliki kandungan yang baik juga untuk penderita diare.

Baca Juga: Tersedia di Apotek, Ini Obat Diare Anak yang Aman Bagi Anak

5 Cara Cepat Hentikan Diare Pada Bayi Tanpa Obat

Pernahkah Anda mendegar bahwa diare juga bisa hilang dengan sendirinya? Namun demikian, kamu tetap dianjurkan untuk minum obat bila masalah pencernaan tersebut sering terjadi atau semakin parah.

Berikut ini 5 langkah menghentikan diare tanpa obat:

  1. Minum air putih

Penderita diare dianjurkan untuk memperbanyak minum agar tubuh tetap terhidrasi. Air putih adalah minuman terbaik yang harus banyak dikonsumsi saat menderita diare.

Memang banyak minum air putih tidak menyingkirkan bakteri penyebab diare, namun dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, risiko fatal akibat dehidrasi bisa dicegah.

Hindari mengonsumsi minuman elektrolit yang banyak dijual di pasaran, karena minuman tersebut mengandung banyak gula yang justru dapat memperparah diare.

Selain itu, hindari minum minuman berkafein seperti teh dan kopi, alkohol, dan minuman bersoda.

  1. Perbanyak konsumsi serat larut

Penderita diare dianjurkan untuk memperbanyak makan makanan yang mengandung serat larut seperti gandum, beras merah, kacang polong, apel, jeruk, dan wortel.

Makanan mengandung serat larut dapat bergerak lebih lambat di saluran pencernaan, mampu “mengikat” diare, serta membuat kotoran buang air besar (BAB) jadi lebih padat.

  1. Sering makan namun dengan porsi kecil

Cara mengatasi diare tanpa obat yang selanjutnya adalah dengan mengubah pola makan menjadi sering namun dalam porsi yang kecil.

Saat diare, usahakan makan sebanyak lima sampai enam porsi kecil dalam sehari. Pilih menu kentang tumbuk atau nasi dengan tambahan protein sehat tanpa lemak, seperti telur, ayam, atau ikan.

Tambahkan juga sayuran yang dimasak hingga matang. Perubahan pola makan ini memudahkan pencernaan yang sedang berada dalam kondisi tidak optimal.

  1. Konsumsi probiotik

Penderita diare juga disarankan mengonsumsi probiotik yang dikenal dapat mengatasi gangguan pencernaan, infeksi, hingga efek samping obat tertentu. Beberapa makanan yang mengandung probiotik antara lain yogurt, kefir, kimchi, tempe, tahu, dan masih banyak yang lainnya.

Meski begitu, ada orang yang sembuh dari diare setelah mengonsumsi yogurt, namun ada juga tang lebih cocok dengan tempe.

  1. Hindari asupan penyebab diare

Beberapa cara yang telah disebutkan bisa jadi tidak ampuh jika penderita tetap mengonsumsi makanan atau minuman penyebab diare. Seperti yang diketahui, makanan dan minuman bisa membuat diare semakin parah.

Penyebab diare yang harus dihindari:

  • Makanan pedas
  • Makanan terlalu asam
  • Susu dan produk susu bagi orang yang alergi laktosa
  • Makanan berlemak tinggi
  • Gorengan
  • Makanan cepat saji
  • Makanan dengan pemanis buatan

Baca Juga: Lagi Diare Bikin Bingung Mau Makan Apa? Yuk Simak Makanan yang Dianjurkan

Apabila sakit berlanjut atau bertambah parah setelah mencoba beberapa cara di atas, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter.

Selain itu, jika diare disertai gejala demam, sakit perut parah, BAB berdarah atau berwarna hitam, wajib juga untuk segera mendapatkan penanganan medis.

Obat Diare Anak yang Aman untuk Anak, Banyak Tersedia di Apotik

Diare pada anak menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan sebagian orang tua. Sebab, anak yang mengalami diare akan lebih rewel dan mengeluh perut sakit, mual, muntah, demam hingga lemas.

Saat sudah terkena diare, tak boleh juga sembarangan memberikan obat apotek untuk anak. Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Untuk itu, Labviral.com menghubungi seorang asisten apoteker Puskesmas Petukangan Selatan, Gresshia Ratih.Amd.Farm terkait obat apotek yang aman untuk dikonsumsi anak-anak. Berikut rekomendasinya:

Zinc

Obat diare pertama yang aman untuk dikonsumsi anak adalah zinc dan seng. Hal itu juga sudah direkomendasikan oleh Kementrian Kesehatan. Bahkan dalam Indian Journal of Pharmacology mengatakan bahwa suplemen ini bisa membantu meringankan gejala diare sekaligus membantu pemulihan.

Menurut WHO dan UNICEF, dosis suplemen zinc yang perlu diberikan oelh orang tua kepada anak sebanyak 20 miligram selama 10 sampai 14 hari. Sedangkan untuk anak yang berusia kurang dari 6 bulan, orang tua bisa memberikan 10 miligram.  Zinc tersedia bentuk tablet hingga situp, dan dijual dengan harga Rp35.000.

Lacto-B

Untuk mengatasi diare, anak juga harus mengonsumsi suplemen prebiotik yang cukup. Lacto-B merupakan probiotik berbentuk bubuk yang berfungsi untuk membantu mengatasi diare yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik. Selain diare, Lacto-B juga dapat digunakan untuk mengatasi sembelit dan intoleransi laktosa. Harga jualnya pun juga terjangkau, yakni Rp6.000.

Madu Antariksa

Sama seperti Lacto-B, madu anak antariksa ini juga memiliki kandungan prebiotic yang dapat mengatasi diare pada anak. Selain itu, madu pun dipercaya dapat membantu penderita dalam memperbaiki kerusakan pada usus karena bersifat prebiotik sehingga bisa membunuh berbagai kuman dan bakteri yang menyebabkan diare pada anak. Harga madu anak antariksa mulai dari Rp 90.000.

Entrostop Anak

Perut sembelit, diare, mual hingga kembung bisa orang tua obati dengan memberikan entrostop kepada anak. Obat diare anak satu ini sangat mudah orang tua temukan di warung kecil ataupun minimarket. Entrostop anak dianjurkan untuk diberikan pada anak sesudah BAB dengan dosis 1 sachet untuk 3 kali/hari. Untuk harga, obat ini dijual mulai dari Rp2.000.

Baca Juga: Perlunya Lakukan Pencegahan Agar Tak Tertular Diare, Begini Caranya

Langkah Pencegahan Agar Anak Tak Lagi Tertular Diare

Seorang dokter spesialis penyakit dalam dr. Saddam Ismail dari kanal YouTube Saddam Ismail memberikan tips untuk Diet B.R.A.T, yakni B (pisang atau banana), R (nasi atau rice), A (saos apel atau applesauce), T (roti atau toast) tanpa topping.

Diet B.R.A.T tersebut bisa dilakukan 2-3 hari dengan tujuan agar feses lebih padat. Tapi tak hanya itu, agar terhindar dari penyakit diare kamu bisa melakukan beberapa anjuran, yuk simak!

  • Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh bahan makanan mentah, setelah menggunakan toilet, dan setelah bersin atau batuk
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang matang atau sudah dimasak
  • Menghindari konsumsi buah dan sayuran yang mentah atau tidak dipotong sendiri, terutama saat bepergian
  • Memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama bagi bayi, guna membantu membentuk antibodi dalam melawan mikroorganisme penyebab diare
  • Menjalani vaksinasi rotavirus, untuk melindungi bayi dari serangan virus yang paling umum menyebabkan diare

Itulah cara untuk mencegah agar tidak tertular penyakit diare, sebab jika dibiarkan maka akan menyebabkan diare yang lebih parah.

Karena pada umumnya, diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian pengidap diare dapat dialami hingga berminggu-minggu bahkan 1 bulan jika keadaan sudah parah.

Nah, itu dia Bunda, sajian Diare Pada Bayi dan Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Cepat Menanganinya Tanpa Obat yang diberikan Labviral.com, semoga si kecil terbebas dari diare dan bermain riang penuh tawa bahagia.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait
Style

5 Langkah Menghentikan Diare Tanpa Obat

Sabtu 18 Maret 2023, 21:30 WIB
5 Langkah Menghentikan Diare Tanpa Obat
Berita Terkini